Giliran Gucci Terpeleset Isu Rasisme Lewat Desain Sweater

Desain sweater Gucci yang menyerupai blackface tuai kecaman.
Sumber :
  • dok. Gucci

VIVA- Isu rasisme di dunia fesyen sedang marak akhir-akhir ini. Beberapa waktu lalu, brand fesyen dunia H&M mendapat tudingan rasis karena iklan yang melibatkan anak laki-laki kulit hitam memakai sweater dengan embel-embel 'monkey'.

Ngaku Gak Mampu, Ibunda Gaga Muhammad Tenteng Tas Branded Puluhan Juta

Rupanya Gucci sebagai high fashion brand tidak luput dari isu rasisme. Desain sweater lansiran Gucci telah memicu kontroversi. Sweater tersebut dikritik lantaran desainnya yang menyerupai 'blackface'. Gucci pun telah menarik koleksi itu dari pasaran.

Sweater balaclava berwarna hitam punya desain yang unik, hingga menutupi separuh bagian bawah wajah. Pada bagian mulut, dibuat terbuka dengan cutting yang menyerupai mulut berwarna merah. Desain ini lah yang dituding menyerupai blackface.

Sandal Nagita Slavina Harganya Bikin Ngelus Dada

Apa itu blackface? Blackface merupakan rias wajah yang digunakan orang kulit putih untuk menyerupai orang kulit hitam. Pemakaian rias wajah agar menyerupai kulit hitam identik dengan tindakan olok-olok itu telah berlangsung selama 200 tahun di Amerika.

5 Outfit Mahal Amanda Manopo Gucci-Balenciaga, Satu Baju Rp30 Jutaan

Tak ayal, peluncuran sweater tersebut langsung memicu reaksi keras di media sosial yang mengklaim desain sweater itu ofensif dan rasis.

Dilansir dari BBC, Rabu, 13 Februari 2019, dalam sebuah pernyataan, rumah mode Gucci meminta maaf atas pelanggaran yang terjadi. Momen pencekalan desain sweater adalah sebuah pembelajaran bagi seluruh tim Gucci dan berkomitmen untuk meningkatkan keberagaman.

Bukan cuma Gucci, brand high end yang tersandung isu rasis. Bulan lalu Prada menarik produknya dari koleksi Pradamalia yang menampilkan monyet hitam dengan bibir besar berwarna merah.

Ada pula Dolce & Gabbana yang membatalkan fashion show di Shanghai karena tuduhan rasis. Brand itu mem-posting video yang menampilkan model China memakan makanan Italia seperti pizza dan pasta dengan sumpit. Di 2016 D&G juga menimbulkan kontroversi dengan merilis alas kaki yang diberi nama 'slave sandal'.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya