Alasan Banyak Warga Garut Berprofesi Jadi Tukang Cukur

Presiden Joko Widodo (tengah) didampingi Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil (kiri) mengikuti potong rambut massal di area wisata Situ Bagendit, Garut, Jawa Barat
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Puspa Perwitasari

VIVA – Garut merupakan salah satu kota yang banyak melahirkan pelaku potong atau pangkas rambut. Bahkan, mereka juga kini sudah menyebar ke berbagai wilayah Indonesia.

Tanpa Bulan Madu, RM Gelar Pernikahan Lalu Kembali Masuk Bui

Begitu banyaknya orang yang terjun menggeluti dunia pangkas rambut dari Garut, mendorong berdirinya Persaudaraan Pangkas Rambut Garut (PPRG). Menurut Ali Rahman, sesepuh PPRG, perkumpulan ini didirikan untuk menggaet para tukang cukur rambut di pelosok Garut agar saling mengenal dan tahu asal mula adanya tradisi cukur rambut Garut.

Ali bercerita, jauh sebelum terbentuknya PPRG, ada cerita panjang munculnya para tukang cukur dari Garut. Keahlian ini pun merupakan warisan yang terus diturunkan ke generasi-generasi berikutnya.

Bisa Raup Cuan Maksimal Bisnis Barbershop, Begini Kuncinya

Seperti keluarga Ali yang mendapat warisan mencukur rambut dari kakek buyutnya. Keahlian itu kemudian diteruskan hingga ayahnya, dan menurun lagi kepadanya. Kala itu, dari ilmu yang didapat dari sang ayah, Ali mengatakan, ada tiga jurus utama mencukur rambut, yaitu sisir, gunting, dan pisau.

"Tanpa tiga jurus itu pun para tukang cukur senior tidak bisa potong rambut," ujar Ali saat peluncuran buku Peradaban Rambut Nusantara di Perpustakaan Nasional, Jakarta, Senin 18 Februari 2019.

Rosemary dan Bintang Lainnya Meriahkan DCDC Ngabuburit Extra

Asal mula kenapa banyak warga Garut yang berprofesi menjadi tukang cukur bermula di sekitar tahun 1947, saat ada sebuah gerombolan yang mengusir penduduk yang tidak mau bergabung dengan mereka. Akhirnya, agar bisa bertahan hidup mereka beradaptasi dengan mencoba mencari atau menciptakan usaha kecil, salah satunya dengan menguasai tiga jurus itu.

Ketika mereka kembali ke tempat asal, keahlian itu mereka sebarkan ke teman-teman mereka. Tak heran, hingga kini anggota PPRG yang tercatat mencapai lebih dari 2.000 orang.

Hal serupa juga terus dilakukan ayah Ali, yang membagikan tiga jurus cukur rambut itu kepada anak-anak yatim piatu dan kaum dhuafa. Tujuannya, agar mereka memiliki mata pencaharian untuk bertahan hidup. Tak hanya di Garut, ayah Ali juga menyebarkan ilmu itu hingga pelosok Jakarta.

Selain tiga jurus di atas, hal lain yang diajarkan ayah Ali adalah menguasai karakter rambut dan bentuk kepala pelanggan.

"Sebelum mengenal dua hal itu, jangan coba tiga jurus dulu. Karena zaman sekarang sudah keluar macam-macam model, di situlah harus mengenal karakter rambut. Kalau tidak paham, hasilnya tidak memuaskan," imbuh Ali.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya