Karl Lagerfeld Pernah Desain Kostum Fenomenal untuk Balerina

Mendiang Karl Lagerfeld.
Sumber :
  • Instagram @karllagerfeld

VIVA – Berita kematian Karl Lagerfeld, desainer ternama brand Chanel pada Selasa, 19 Februari 2019 di Paris, Prancis sontak membuat dunia fesyen berduka. Kehilangan sosok barometer fesyen membuat banyak orang melihat kembali warisan dari pria berusia 85 tahun tersebut. 

Chanel Komentari Kasus Narkoba G-Dragon yang Jadi Brand Ambassador-nya

Desainer kelahiran Hamburg, Jerman itu juga disebut-sebut sebagai desainer paling kreatif semasa hidupnya. 

Berbagai macam brand dunia laris manis saat dipegang oleh Karl, termasuk brand Chanel, Balmain , Chloé , dan Fendi. di mana Karl menjabat sebagai direktur kreatif brand tersebut.

Pansos dengan Selalu Beli Barang Branded Baru? Pakar: Preloved Bukan Barang Murah

Semasa menjabat sebagai creative director of Chanel sejak tahun 1983 itu menjadi pelopor fesyen, di antaranya brand, dari jas wol hingga kalung mutiara berlapis.

Dilansir dari halaman Inpendent, Rabu, 20 Februari 2019, di tangan pendiri Coco Chanel tersebut, sejumlah kreasi hidup kembali, seperti monogram 'C' yang saling bertautan, setelan wol dan tas dengan tali rantai yang terkenal.

Nagita Slavina Bawa Raket Berharga Fantastis, Netizen: Mobil Ditenteng

Bakatnya tak behenti di dunia fasyen universal saja. Di beberapa kesempatan, Karl juga mendesain kostum untuk Balet Nasional Inggris pada tahun 2009 untuk pertunjukan  tari legendaris Ballets Russes untuk menghormati ulang tahun ke seratus mereka.

"Penampilan memiliki poin 50 persen bagi penari, jadi sangat penting memliki kostum yang indah," ujar Lagerfeld kepada Vogue.

Ia juga menyebut bahwa telah lama terinsprasi dari balet. "Sebagai seorang anak saya sudah terkesan dengan gambar-gambar lama Anna Pavlova menari balet. Balet Rusia adalah pengaruh bagi saya.

Lagerfeld mengikuti jejak Coco Chanel yang merancang kostum untuk pertunjukkan balet Le Train Bleu pada tahun 1924 dan Apollon Musagete pada tahun 1929 di Paris. Dia juga mendukung pendiri Ballet Russes, Serge Diaghilev, untuk menggelar The Dying Swan lagi setelah Perang Dunia I pada tahun 1919.(Ben)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya