Diminati Mancanegara, Ava Prologue Rencana Ekspansi ke Asia Tenggara

Founder Ava Prologue, Dewi Andarini, Hakim Satriyo, dan Ursula Wantah
Sumber :
  • Elizabeth Swanti

VIVA – Sejak diluncurkan setengah dekade lalu, Ava Prologue sukses menarik perhatian para pemerhati mode. Tak hanya bisa meraup konsumen dalam negeri, gaya busana festive yang ditawarkan oleh Ava Prologue ternyata juga diminati oleh para wanita dari Brunei dan Malaysia.

ARRAY Tampilkan Siluet Klasik dengan Sentuhan Modern dan Feminin di PIFW 2024

"Kami juga tidak menyangka, tetapi sejak diluncurkan sampai sekarang, konsumen dari kedua negara tersebut memang cukup besar, sekitar 10 persen dari total," kata Ursula Wantah, salah satu Co-founder Ava Prologue.

Ava Prologue digawangi oleh Ursula Wantah, Guida Arezzi, Dewi Andarini, serta Dian Aisyah, keempatnya memiliki latar belakang berbeda satu sama lain, dan tak ada satu pun yang memiliki pengalaman sebagai desainer.

PIFW Hadirkan Fashion Show Anak, Bisa Buat Inspirasi Baju Ramadhan dan Lebaran Si Kecil Bun!

Berbekal selera busana masing-masing serta riset pasar di kalangan orang terdekat, keempatnya sepakat mengedepankan gaya busana Ava Prologue dengan model yang festive glamor namun tetap minimalis.

New Normal Tetap Kece, Ini Trik Layering Ala Ayudia Bing Slamet

Penambahan payet yang menjadi ciri khas eleganitas di Indonesia menjadi pilihan Ava. Hal ini menjadikan busana koleksi Ava Prologue tak hanya bisa dikenakan dalam suasana resmi, tapi juga kasual.

Ciri lain busana yang diunggulkan Ava adalah free size, di mana satu model pakaian bisa dikenakan oleh beragam pengguna. Dengan permainan cutting yang tepat, menjadikan Ava Prologue tak hanya bisa dikenakan oleh pengguna berbagai ukuran, namun juga bisa dikenakan secara reversible (bagian belakang menjadi depan juga sebaliknya).

"Kami ingin memberikan nuansa yang minimalis sesuai selera pasar modern tapi tetap menonjolkan ciri khas Indonesia, yakni dengan menggunakan payet atau manik-manik yang memang sangat disukai orang Indonesia. Sementara gaya reversible dan free size adalah cara kami menghargai konsumen kami. Dari riset yang kami lakukan, kami menyadari kalau pasar ini masih luas namun belum tergarap dengan maksimal. Selain itu harganya masih tergolong tinggi. Di sinilah kami masuk dengan menawarkan koleksi kami sesuai minat mereka namun dengan harga yang lebih terjangkau," kata Ursula yang lebih banyak menangani urusan bisnis di Ava Prologue.

Hingga saat ini, kata Ursula, untuk pasar mancanegara, koleksi kaftan masih menjadi unggulan. Namun kendala pengiriman masih menjadi perhatian utama Ursula akan produk Ava Prologue ke mancanegara.

"Kami sedang menjajaki kerja sama dengan e-commerce dari kedua negara tersebut, dan juga kemungkinan untuk membuka offline store. "Namun saat ini memang konsumen mancanegara kami lebih banyak membeli melalui website resmi Ava Prologue dan bagi loyal konsumen sudah melalui jaringan percakapan pribadi seperti WhatsApp," jelas Ursula ketika ditemui VIVA usai pagelaran Fashion Show Ava Prologue x Hakim Satriyo di Plaza Indonesia Fashion Week 2019.

Model bisnis melalui online ini dipilih mereka agar Ava Prologue bisa menjaga tidak hanya volume dan jumlah koleksi yang bisa diproduksi, namun juga kualitasnya.

Penulis: Elizabeth Swanti

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya