Riset: 70 Persen Wanita Indonesia Enggak Pede Mengaku Cantik

Ilustrasi wanita berias
Sumber :
  • Pixabay/Kaboompics

VIVA – Keberadaan media sosial secara tidak disadari telah membentuk standar nilai kecantikan tertentu. Hal ini pun memunculkan satu tuntutan pada para wanita untuk menjadi sempurna.

Semangat Rayakan Masa Terbaik dan Momentum Cantiknya Perempuan Indonesia

Menurut Vice Chairwoman Martha Tilaar Group, Wulan Tilaar, ada tekanan luar biasa dari media sosial agar perempuan menjadi sosok sempurna menurut satu ukuran, yaitu harus berkulit putih dan rambut lurus panjang.

"Kalau tidak masuk kategori itu, disebut itik buruk rupa. Padahal kecantikan lebih dari itu, bagaimana berkonstribusi untuk masyarakat dan memperlakukan orang lain juga bisa mencerminkan kecantikan," ujar Wulan saat peluncuran kampanye Sariayu #FearlesBeauty di Galeri Indonesia Kaya, Rabu malam, 27 Maret 2019.

Fakta-fakta Hari Ibu Nasional yang Diperingati Setiap 22 Desember

Hal ini juga sejalan dengan riset yang dilakukan Sariayu Martha Tilaar kepada para penggunanya, bahwa 70 persen wanita Indonesia mengaku tidak percaya diri menyebut dirinya cantik. Alasannya, mereka merasa tidak cantik karena komentar orang lain, tidak tahu bagaimana memilih dan memakai produk kecantikan dengan benar, atau merasa kondisi fisik tidak sesuai standar cantik yang diciptakan masyarakat.

Semua itu akhirnya membuat banyak wanita sulit mencintai dirinya sendiri. Padahal, menurut Wulan, wanita Indonesia punya peran besar dalam membawa perubahan melalui energi positif mereka.

Memberdayakan Perempuan di Seluruh Indonesia Lewat Platform Reseller

Karena itulah, Sariayu Martha Tilaar meluncurkan kampanye #FearlessBeauty untuk mengajak wanita Indonesia bangga menjadi cantik dengan caranya sendiri.

"Kami mengajak wanita Indonesia untuk mengakui kecantikannya dan berani mengekspresikan diri mereka," imbuh Wulan. (ren)

Ilustrasi perempuan bahagia

Karsa, Kriya, dan Karya, 3 Unsur Penting dalam Peningkatan Kompetensi Perempuan Indonesia

Pemberdayaan perempuan tidak hanya penting untuk mencapai kesetaraan gender, tetapi juga untuk mempercepat pembangunan ekonomi, sosial, dan politik suatu negara.

img_title
VIVA.co.id
13 April 2024