- VIVA/Muhamad Solihin
VIVA – Usai melahirkan, tubuh wanita biasanya masih 'melar'. Karena saat kehamilan, wanita memang diharuskan menaikkan berat badan untuk memberikan nutrisi pada si jabang bayi. Alhasil, setelah melahirkan, PR-nya adalah menurunkan berat badan seperti semula sebelum kehamilan.
Sebagian wanita ada yang melakukan diet hingga rajin berolahraga demi mendapatkan berat badannya kembali. Tapi, tak jarang yang membiarkannya begitu saja dan meyakini berat badan mereka bisa turun secara alami karena mengurus anak dan menyusui.
Rupanya, diet alami ini bukan omong kosong belaka. Karena, artis cantik Sandra Dewi telah membuktikanya sendiri. Ibu yang masih memberikan ASI eksklusif untuk putra keduanya, Mikhael Moeis, ini mengatakan berat badannya turun secara alami karena faktor menyusui.
"Aku sebenernya naiknya banyak banget, cuma memang ASI sih. Dedikasinya banyak, anak pertama masih bisa donor ASI. Tapi yang kedua ini kayaknya doyan minum susu, enggak bisa donorin sebanyak dulu," ujarnya di kawasan Thamrin, Jakarta Pusat, belum lama ini.
Lebih lanjut wanita asal Pangkal Pinang ini bercerita, selama kehamilan Sandra makan sangat banyak. Saat anak pertama, Raphael Moeis, dirinya lebih banyak makan daging. Sedangkan anak kedua, Mikhael Moeis, Sandra lebih suka makan ikan. Makanan yang ia konsumsi benar-benar berkualitas, makanya produksi ASI-nya pun melimpah. Ibu dua anak ini pun membenarkan bahwa ASI bisa dijadikan sebagai diet alami.
"Kalau dibilang ASI itu diet alami, itu bener. Puji Tuhan dikasih ASI yang banyak, jadi bisa keluarin yang banyak juga. Jadi kalorinya juga kebakar, apalagi yang kedua ini sejam sekali nyusu kalo bangun. Jadi, ya lebih cepet (turun) yang kedua sih," kata dia.
Ketika ditanya berat badannya sekarang berapa, istri dari Harvey Moeis ini hanya menjawab, "Masih sisa 7 kilo." Padahal, tubuhnya sudah terlihat langsing.
Kejagung Bantah Kabar Pembukaan Blokir Rekening Harvey Moeis
Rekening Harvey Moeis tersangka kasus dugaan korupsi tata niaga komoditas timah di wilayah Izin Usaha Pertambangan (IUP) PT Timah Tbk 2015-2022, dipastikan masih diblokir
