Cara Mengenali Produk Kosmetik dan Skincare yang Halal

Ilustrasi wanita/masker/skincare.
Sumber :
  • Freepik/senivpetro

VIVA – Indonesia menjadi salah satu dengan penduduk Muslim terbesar di dunia. Untuk itu, tidak hanya makanan, kebutuhan mendapatkan produk kosmetik dan skincare yang halal, juga tak kalah penting. Karena bahan yang haram dimakan, tentu saja haram digunakan.

Makin Naik Daun, Brand Lokal Produk Kecantikan Kian Diminati

Sayangnya, masyarakat masih belum begitu paham mengenai isu sertifikasi halal dari MUI pada produk kosmetik dan skincare. Pun, dengan ciri-ciri produk mana yang halal untuk digunakan dan mana yang tidak.

Baca Juga: Rentan Bermasalah, 4 Langkah Merawat Kulit Berminyak

Resmi Kantongi Sertifikat Halal Seumur Hidup, Manajemen Dunkin Ungkap Alasan Hilangnya Kata Donuts

President Nu Skin Indonesia dan Filipina, Kany V. Soemantoro, menjelaskan, ada beberapa ciri yang bisa dijadikan patokan untuk mengenali sebuah produk apakah halal atau tidak.

"Pertama harus memerhatikan bahan yang digunakan. Karena skincare seperti serum dan pelembap bisa saja masuk ke aliran darah. Jika produk mengandung alkohol, gliserin dari hewan, dan bahan kimia berbahaya, ini haram," ujarnya saat online media breafing tentang Nu Skin Indonesia Raih Sertifikasi Sebagai Perusahaan Penjualan Langsung Berjenjang Syariah (PLBS), baru-baru ini.

Kisah Inspiratif Yunna Mercier, di Balik Brand Skincare Lokal

Kany menambahkan, salah satu cara paling mudah untuk mengetahui ciri kosmetik dan produk perawatan tubuh halal atau tidak, bisa dilihat melalui label dari LPOM MUI.

"Tapi, tidak semua produk mendaftarkan produk mereka agar mendapat sertifikasi halal. Maka dari itu, memerhatikan komposisi produk bisa dijadikan patokan juga untuk melihat apakah halal atau tidak," lanjut dia.

Menurut Kany, mengenali halal tidaknya sebuah produk memang tidak mudah, karena bahan turunan yang dipakai sangat beragam. Namun, kamu juga bisa mengenali dari bahan pembuatan produknya.

"Bahan dari tumbuhan biasanya halal. Kalau bahan dari hewan dan turunannya seperti babi, sudah pasti diharamkan. Hati-hati juga dengan label plasenta pada kosmetik, karena bisa saja berasal dari babi," tutup Kany V. Soemantoro.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya