Survei: Orang Berpendidikan Tinggi Lebih Doyan Belanja Online

Ilustrasi belanja online.
Sumber :
  • Dok. Shopback

VIVA – Menurut survei yang dilakukan terhadap sekitar 3.700 konsumen di sembilan negara berkembang dan maju menemukan bahwa pandemi COVID-19 telah mengubah perilaku belanja online selamanya.

Keuskupan Agung Jakarta Sebut Paus Fransiskus Akan Kunjungi Indonesia September 2024

Survei bertajuk COVID-19 dan e-commerce ini meneliti bagaimana pandemi telah mengubah cara konsumen dalam menggunakan e-commerce dan solusi digital. Survei ini dilakukan di negara Brasil, China, Jerman, Italia, Republik Korea, Rusia, Afrika Selatan, Swiss dan Turki. 

Dari survei tersebut juga ditemukan bahkan setelah pandemi, lebih dari setengah responden menyatakan akan tetap berbelanja online dan lebih mengandalkan internet untuk mencari berita dan informasi terkait kesehatan, hiburan dan digital. Dengan konsumen di negara berkembang yang telah membuat perubahan terbesar terhadap belanja online ini. 

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

"Pandemi COVID-19 telah mempercepat pergeseran menuju dunia yang lebih digital. Perubahan yang kita lakukan sekarang akan memiliki efek yang langgeng seiring dengan pemulihan ekonomi dunia," kata Sekretaris Jenderal UNCTAD Mukhisa Kituyi, dilansir dari laman resmi Unctad, Selasa 2 Februari 2021. 

Survei yang dilakukan oleh UNCTAD dan Netcomm Suisse eCommerce Association, bekerja sama dengan Pusat Informasi Jaringan Brasil (NIC.br) dan Inveon ini menunjukkan pembelian online telah meningkat 6 hingga 10 poin persentase di sebagian besar kategori produk.

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Namun, pengeluaran bulanan online rata-rata per pembelanjaa telah menurun tajam. Konsumen di negara berkembang dan maju telah menunda pengeluaran yang lebih besar, dengan mereka yang berada di negara berkembang lebih fokus pada produk penting.

Sektor pariwisata dan perjalanan mengalami penurunan terkuat, dengan pengeluaran rata-rata per pembelanja online turun sebesar 75 persen. 

Peningkatan belanja online selama COVID-19 berbeda antar negara, dengan kenaikan terkuat tercatat di China dan Turki dan terlemah di Swiss dan Jerman, di mana lebih banyak orang sudah terlibat dalam e-commerce.

Survei tersebut juga menemukan, wanita dan orang dengan pendidikan tinggi meningkatkan pembelian online mereka lebih dari yang lain. Orang yang berusia 25 hingga 44 tahun melaporkan peningkatan yang lebih kuat dibandingkan dengan yang lebih muda. 

Masih terkait e-commerce, Lazada Indonesia baru-baru ini telah menerima penghargaan WCO Certificate of Merit 2021 dari World Customs Organization (WCO). 

Penghargaan global ini diberikan atas rekomendasi Direktorat Jenderal Bea dan Cukai (DJBC), Kementerian Keuangan Republik Indonesia, karena Lazada merupakan platform e-commerce pertama di Indonesia yang bergabung dengan skema 'Delivery Duty Paid' untuk penyelesaian kepabeanan atas impor barang kiriman e-commerce.

Country Logistics Officer Lazada Indonesia, Philippe Auberger, menyatakan kebanggaannya karena menerima WCO Certificate of Merit 2021 ini. Mereka berkomitmen untuk mendukung setiap inisiatif pemerintah dalam merampingkan proses kepabeanan dan cukai, termasuk mengimplementasikan skema 'Delivery Duty Paid' untuk barang kiriman e-commerce. 

"Kami percaya bahwa inisiatif yang dicanangkan oleh Direktorat Jenderal Bea dan Cukai, Kementerian Keuangan Republik Indonesia ini menunjukkan bahwa proses yang lebih efisien bisa membantu pelaku bisnis, terutama di masa yang penuh tantangan sekarang ini," kata Philippe saat virtual gathering peringatan Hari Pabean Internasional 2021, baru-baru ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya