Waspada, Tabir Surya dengan Kandungan Ini Beracun

Ilustrasi sunscreen/sunblock/tabir surya.
Sumber :
  • Freepik/freepik

VIVA – Sebuah studi baru-baru ini menemukan, tabir surya dengan kandungan seng oksida kehilangan banyak keefektifannya. Bahkan berubah menjadi beracun setelah 2 jam terpapar radiasi ultraviolet.

Studi tersebut dipublikasikan dalam jurnal Photochemical and Photobiological Sciences, yang melibatkan para ilmuwan di Oregon State University.

Analisis toksisitas dilakukan pada ikan zebra, yang memiliki kesamaan pada tingkat molekular, genetik dan seluler. Hal itu berarti penelitian pada ikan zebra relevan dengan manusia.

Tim peneliti termasuk dari fakultas Ilmu Pertanian, Robyn Tanguay, Lisa Truong, dan Claudia Santillan, berusaha memberikan pertanyaan penting mengenai tabir surya, namun sebagian besar diabaikan.

Ilustrasi sunscreen/sunblock/tabir surya.

Photo :
  • Freepik/freepik.diller

Pertanyaan yang diajukan adalah, seberapa stabil, aman, dan efektif bahan tabir surya dalam kombinasi dan bukan sebagai senyawa individual, yang dipertimbangkan untuk disetujui oleh Food and Drug Administration (FDA) dan bagaimana dengan tingkat keamanan produk kimia yang dihasilkan dari reaksi yang ditimbulkan dengan paparan sinar matahari?

"Tabir surya adalah produk konsumen penting yang membantu mengurangi paparan sinar UV dan dengan demikian kanker kulit. Tetapi, kami tidak tahu apakah penggunaan beberapa formulasi tabir surya mungkin memiliki toksisitas yang tidak diinginkan karena interaksi antara beberapa bahan dan sinar UV," kata Tanguay, profesor sekaligus pakar internasional di bidang toksikologi," dilansir Times of India, Minggu, 24 Oktober 2021.

Apa yang dipikirkan publik tentang keamanan tabir surya telah menyebabkan produsen meski dengan data yang minim, menggunakan beberapa bahan dan membatasi yang lain. Misalnya, menghilangkan kandungan oxybenzone karena khawatir akan merusak terumbu karang.

Hal Penting Ini Wajib Dipertimbangkan Saat Ingin Memilih Sunscreen

"Dan tabir surya yang mengandung senyawa anorganik seperti seng oksida dan titanium dioksida, yang menghalangi sinar UV, sedang dipasarkan sebagai alternatif yang lebih aman untuk senyawa molekul kecil organik yang menyerap sinar UV," tambahnya.

Para ilmuwan termasuk dari University of Oregon's James Hutchinson, Aurora Ginzburg dan Universitas Leeds' Richard Blackburn, membuat lima campuran yang mengandung filter UV (bahan aktif dalam tabir surya) dari berbagai produk yang tersedia di Amerika Serikat dan Eropa.

Review: Complete No-Stress Physical Sunscreen Ver.3, Tangkal Polusi dan Cuaca Ekstrem

Ilustrasi sunscreen/sunblock/tabir surya.

Photo :
  • Freepik/rawpixel.com

Mereka juga membuat campuran tambahan dengan bahan yang sama, ditambah seng oksida dalam jumlah minimal dari yang dijual secara komersial. Para peneliti kemudian memaparkan campuran tersebut ke radiasi ultraviolet selama 2 jam dan menggunakan spektroskopi untuk memeriksa fotostabilitasnya.

Benarkah Tinted Sunscreen Lebih Bagus dari Tabir Surya Biasa?

Para ilmuwan juga melihat apakah radiasi UV telah menyebabkan salah satu campuran menjadi racun bagi ikan zebra. Mereka menemukan, campuran yang terpapar UV tanpa seng oksida tidak menyebabkan perubahan yang signifikan pada ikan.

"Ada beberapa penelitian yang menunjukkan tabir surya dapat bereaksi dengan cepat di bawah paparan sinar UV. Jadi, cukup mengejutkan betapa sedikit pengujian toksisitas yang dilakukan pada produk fotodegradasi," kata Truong.

"Temuan kami menunjukkan bahwa formula berbasis molekul kecil yang tersedia secara komersial, yang merupakan dasar dari formula yang kami pelajari, dapat digabungkan dalam rasio bahan berbeda yang meminimalkan fotodegradasi," sambung dia.

Tetapi para ilmuwan melihat perbedaan besar dalam fotostabilitas dan fototoksisitas ketika partikel seng oksida ditambahkan, baik nanopartikel atau mikropartikel yang lebih besar.

"Dengan ukuran partikel mana pun, seng oksida mendegradasi campuran organik dan menyebabkan hilangnya lebih dari 80 persen perlindungan filter organik terhadap sinar ultraviolet-A, yang merupakan 95 persen radiasi UV yang mencapai Bumi," ujar Santillan.

"Juga, produk fotodegradasi yang diinduksi seng-oksida menyebabkan peningkatan yang signifikan dalam cacat pada ikan zebra yang kami gunakan untuk menguji toksisitas. Itu menunjukkan bahwa partikel seng oksida mengarah ke degradasi yang berbahaya bagi lingkungan. Sebagai tim di Oregon State yang mengkhususkan diri dalam mempelajari toksisitas nanopartikel, hasil ini tidak mengejutkan," tuturnya.

Claudia Santillan menambahkan, temuan ini akan mengejutkan banyak konsumen yang disesatkan oleh label 'bebas nano' pada tabir surya berbasis mineral yang menyiratkan bahwa tabir surya aman hanya karena tidak mengandung partikel yang lebih kecil.

"Ukuran partikel oksida logam apa pun dapat memiliki situs permukaan reaktif, apakah itu kurang dari 100 nanometer atau tidak. Yang lebih penting dari ukuran adalah identitas logam, struktur kristalnya, dan pelapis permukaannya," ungkapnya.

National Science Foundation dan National Institutes of Health telah mendukung penelitian ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya