Sejauh Mata Memandang Bawa Pesan Bumi di JFW 2023 untuk Koleksi Baur

Koleksi Sejauh Mata Memandang di JFW 2023
Sumber :
  • VIVA.co.id/Rizkya Fajarani

VIVA Lifestyle – Jenama tekstil yang mengusung konsep slow fashion dan skema bisnis sirkularitas, Sejauh Mata Memandang (SMM), kembali meluncurkan koleksi terbarunya yang bertajuk Baur di ajang pekan mode terbesar di Indonesia, Jakarta Fashion Week (JFW) 2023 yang digelar di Pondok Indah Mall 3, Jakarta, pada Selasa 25 Oktober 2022.

Bukan Cuma Rancang Busana, IFPC Lahirkan Pengusaha Mode Muda Indonesia

Koleksi “Baur” adalah penanda delapan tahun usia dan perjalanan Sejauh Mata Memandang serta sebuah upaya Sejauh untuk memberi nafas baru bagi berbagai bahan tekstil yang sudah tidak terpakai. Scroll untuk simak selengkapnya.

Berbagai bahan tidak terpakai tersebut antara lain seperti: kain perca sisa produksi Sejauh, kain stok mati (deadstock), kain sisa dari berbagai pameran Sejauh sebelumnya, serta kain hasil daur ulang dari pakaian tidak layak pakai (limbah tekstil pasca produksi) yang kemudian diolah, digabungkan dengan benang baru, dan dipadupadankan dengan kain baru sehingga kembali menjadi pakaian baru.

Berkembang Pesat, Modest Fashion Indonesia Sudah Pantas Jadi Kiblat Fesyen Dunia?

"Kita membawa karya yang terbuat dari berbagai kain, ada dari kain sisa perca, kain baru, kain stok yang tidak terpakai dan kain dari program daur ulang kita, di mana orang-orang mengirim pakaian bekasnya," kata Chitra Subyakto, Pendiri dan Direktur Kreatif Sejauh Mata Memandang.

Limbah tekstil pasca produksi didapat dari program Daur Ulang Sejauh yang bekerja sama dengan Ecotouch, serta didukung para Sahabat Sejauh yang mengirimkan pakaian tidak layak pakai milik mereka. Bahan-bahan tersebut kemudian didaur ulang melalui berbagai tahapan proses, mulai dari pemilahan bahan, pencopotan kancing dan resleting, pemotongan, pencacahan, dan proses-proses lainnya sampai akhirnya kembali menjadi benang.

Pakai Adidas Samba, PM Inggris Rishi Sunak Dihujat Hingga Sampaikan Permintaan Maaf, Kenapa?

Benang hasil daur ulang tersebut kemudian dipadukan dengan benang katun baru sebagai penguat dan ditenun kembali menjadi kain. Proses produksi “Baur” dilakukan di beberapa kota, seperti di Jakarta dan Bandung untuk proses daur ulang, serta di Pekalongan untuk proses penenunan kain. Semua proses produksi dikerjakan dengan menggunakan teknologi yang bertanggungjawab serta melibatkan berbagai komunitas sebagai upaya pemberdayaan masyarakat.

Ada 24 look dari koleksi Baur yang dipamerkan pada gelaran kali in yang terdiri dari berbagai baju atasan, kebaya, kain, dan masih banyak lagi. Warna yang digunakan untuk koleksi kali ini didominasi putih dan keabuan yang merupakan warna alami dari perpaduan berbagai kain daur ulang.

"Kami tidak menggunakan pewarna. Jadi warna abunya itu merupakan hasil dari pencampuran berbagai warna pakaian bekas yang telah diolah," kata Chitra.

Dari koleksi Baur tersebut, yang paling mencuri perhatian adalah baju yang terbuat dari banyak potongan kertas putih, di mana terdapat gambar dan tertulis berbagai pesan dengan tinta warna-warni dari para pengunjung pameran Art Job yang diikuti oleh SMM beberapa waktu lalu.

Seperti yang dikenakan oleh model Laura Basuki. Sang aktris melenggang di panggung JFW mengenakan salah satu koleksi Baur yang sangat unik tersebut.

"Kita menggunakan kain dari pameran terdahulu kita yaitu Art Job, di mana pengunjung yang datang Itu bisa menuliskan pesan kepada Bumi. Dari kain itu kita jadikan kembali untuk baju di koleksi Baur," kata Chitra Subyakto.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya