Treatment Filler Wajah Makin Digandrungi, Hati-Hati Jangan Sampai Gagal!

Ilustrasi suntik filler/botox.
Sumber :
  • Freepik/lookstudio

VIVA Lifestyle – Semakin maju teknologi, maka semakin maju pula perkembangan di dunia kedokteran, kesehatan hingga kecantikan. 

Banyak treatment atau tindakan yang kini bisa dilakukan untuk mempersehat dan mempercantik bagian wajah dan tubuh. Salah satunya adalah treatment yang kini tengah digandrungi, bernama Filler

Filler adalah salah satu treatment anti-aging (anti penuaan) yang sering dipilih oleh wanita, terutama wanita dengan umur di atas 30-an. Itu karena treatment filler bisa mengatasi masalah kerutan atau guratan halus di kulit wajah, diantaranya menghilangkan smile line, kantong mata, atau keriput di dahi dan sudut mata. 

Perawatan kulit wajah

Photo :
  • U-Report

Selain itu, filler juga berfungsi untuk memberikan volume sehingga wajah tambah lebih plump, awet muda dan membentuk wajah, seperti pipi lebih tinggi, pelipis lebih berisi, dagu lebih berbentuk, dan rahang tidak kempot.

Tentu, tak ada yang salah dengan seorang yang ingin melakukan filler untuk kepuasan diri. Karena, filler mengandung hyaluronic acid (HA) yang nantinya akan diserap oleh tubuh. Sehingga treatment filler tergolong aman dan tidak memberi efek jangka panjang.

Namun, tentu saat melakukan treatment tersebut, kita tak boleh sembarangan, apalagi "bermain-main" dengan kesehatan dan keamanan wajah. 

Eca Aura Bikin Pangling Tampil Pakai Hijab, Mirip Banget Sama Nissa Sabyan

Karena, amat berisiko tinggi mengalami efek samping jika treatment tersebut dilakukan oleh tenaga medis non dokter. Di mana, pada prakteknya di lapangan, banyak tenaga medis bukan dokter yang melakukan tindakan yang mungkin didapat karena sekedar pengalaman kerja atau kursus singkat.

Hal ini juga dijelaskan oleh ahli di bidang estetika dan anti aging sekaligus founder Cyn Clinic, dr Cynthia Jayanto M. Biomed (AAM). Ia berkata bahwa tindakan treatment filler itu sebaiknya dikerjakan oleh tenaga medis dokter yang sudah kompeten dan biasa mengerjakan tindakan filler tersebut. Karena secara aturan, filler harus dilakukan oleh dokter dan sebaiknya memang berpengalaman dan berlisensi di bidang estetik.

5 Cara Menghilangkan Komedo Tanpa Dipencet, Rajin Pakai Scrub

"Tenaga medis non dokter itu tidak tahu standar keseluruhan dari treatment filler dan juga secara teknis. Inilah awal dari masalah orang yang mengalami masalah filler," kata dokter Cynthia, di Cyn Clinic, Bambu Kuning Kota Bekasi, dikutip VIVA pada Selasa, 21 Maret 2023. 

Tak sedikit lho, orang yang melakukan kesalahan filler dan menjadi hancur, karena iming-iming harga murah. 

Mengenal Lavieen Thulium Fractional Laser, Solusi Terkini untuk Kulit Bersih dan Mulus

Perawatan wajah

Photo :
  • Dokumentasi

Jika dilakukan oleh tenaga medis non dokter, apalagi tidak berlisensi, hanya sekadar pengalaman dan kursus singkat, konsumen bisa saja berisiko tinggi mengalami efek samping, seperti pembengkakan, infeksi, nekrosis, granuloma di wajah. Bahkan, dalam kata lain, seseorang mengalami malapraktik yang mereka tidak bisa mengatasi masalah dan keluhan tersebut.

Dokter Cynthia bahkan memberi contoh bahwa ia beberapa kali menerima pasien yang mengalami kegagalan dan terkena nekrosis. 

Nekrosis adalah suatu kondisi pembuluh darah di daerah area wajah yang kemasukan cairan filler, yang membuat obstruksi pada pembuluh darah sehingga terjadi pembengkakan.

Pembengkakan tidak bisa diabaikan begitu saja, karena kondisi itu merupakan adanya infeksi dan jaringan yang membiru karena oksigen kulit terganggu.

Pasien yang sudah mengalami nekrosis biasanya kualitas hidupnya menurun, yaitu suka mengalami demam dan menggigil saat tidur malam. Ditambah, proses penyembuhannya tidak bisa instan atau dalam sekali datang, plus proses pengobatannya juga relatif sakit.

"Karena kalau sudah bengkak, pasti ada nanah di dalamnya, akibat adanya sel sel dan jaringan hidup yang mati. Itu semua harus dikeluarkan dulu nanahnya, itulah tantangannya. Kalau sudah keluar semua nanahnya, baru bisa diobati," kata dokter anti aging lulusan dari Universitas Udayana ini.

Waktu penyembuhannya sendiri bergantung pada derajat keparahannya. Tapi, umumnya menghabiskan waktu berbulan-bulan dan biaya yang tentu tak sedikit, karena harus secara melakukan check-up berkala. "Contohnya, orang yang wajahnya sudah mengalami nekrosis. Kondisi itu bisa membuat jaringan kulit rusak dan akan terjadi cacat seumur hidup," lanjutnya. 

Ilustrasi suntik filler/botox.

Photo :
  • Freepik/lookstudio

Nah, maka dari itu, dokter Cynthia mewanti-wanti untuk melakukan filler ditempat yang legit dan memang berlisensi dokter estetika.

"Lakukanlah treatment di klinik dan dokter yang berizin estetik. Jangan di salon, karena sudah pasti yang melakukan tindakan bukan dokter. Kemudian, yang melakukan tindakan filler harus dokter yang sudah memiliki kompetensi. Tergambar dari panjang waktu praktek di bidang estetik dan punya izin di bidang estetik," ujarnya memberi tips. 

"Lalu, cari dokter yang Anda tahu track record-nya. Selain itu, tanya ke dokter yang melakukan tindakan filler mengenai bahan dan jenis filler-nya. Karena pasien berhak tahu bahan dan jenis filler apa yang disuntikkan. Terakhir, cari klinik kecantikan dan dokter yang punya service after treatment-nya bertanggung jawab," tutup dokter Cynthia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya