Pria Ini Jadi Sorotan Karena Bangun Rumah dari Botol Bekas

Membangun rumah dari botol bekas
Sumber :
  • UNHCR/ Russel Fraser

VIVA – Di sebuah penampungan pengungsi di gurun Sahara, seseorang mendapatkan ide membuat rumah. Rumahnya bukan rumah biasa, karena dibangun dari susunan botol bekas.

Jauh dari Ekspektasi, Segini Uang yang Didapat Cinta Kuya Sekali Mulung di Amerika

Ini merupakan cara yang unik untuk mendaur ulang botol bekas menjadi sebuah bangunan yang bisa dihuni. Seperti dilansir dari Huffington Post,  Tateh Lehbib Breica yang merupakan seorang pengungsi Sahrawi yang tinggal di sebuah penampungan di Tindof, Aljazair. Dialah yang membangun rumah untuk para pengungsi dari botol plastik bekas yang diisi penuh dengan pasir.

Breica dan pengungsi yang ditinggal di Awserd merupakan kelompok masyarakat asli Sahara Barat, yang dipindahkan ke Aljazair pada tahun 1975 selama perang Sahara Barat, dan banyak yang tetap tinggal di sana sejak perang tersebut terjadi.

Terpopuler: Cinta Kuya Mulung Botol Bekas, Bintang Emon Komentari Pasangan Prewedding di Bromo

Pengungsian tersebut memiliki iklim ekstrem dimana badai, hujan lebat, dan suhu yang ekstrem terus-menerus menghantui. Menyebabkan kerusakan rumah para pengungsi yang rata-rata hanya terbuat dari tenda atau lumpur saja. Salah satu badai hebat di 2015 contohnya, bencana alam tersebut menghancurkan ribuan rumah di daerah tersebut.

Karenanya Breica memikirkan bagaimana membuat rumah yang dapat bertahan dari bencana alam ekstrem. Ia membuat rumah botol plastik dengan bentuk melingkar, yang aerodinamis. Sehingga dapat bertahan lebih lama ketika menghadapi hujan lebat, dan badai yang datang.

Cinta Mulung Botol Bekas di Amerika, Uya Kuya: Biar Bisa Beli Rumah

"Kami menghabiskan waktu berbulan-bulan untuk membangun tempat tinggal lain yang rapuh," ucap Mailaminin Saleh, seorang pengungsi yang saat ini tinggal di salah satu rumah botol plastik Breica.

Rumah lamanya dulu, terbuat dari batu bata lumpur, hancur diterpa banjir, setelah itu dia harus tinggal di tenda.

"Ini lebih kuat dan lebih efisien di sini," ucapnya.

"Saya sangat senang karena saya mendapat keuntungan dari inisiatif ini.”

Membangun rumah dari botol bekas

Awalnya Breica membangun rumah botol plastik pertamanya untuk sang nenek. Kemudian idenya tersebut dipilih oleh Komisioner Tinggi PBB untuk Pengungsi (UNHCR) untuk didanai. Setelah itu, Breica diajak kerjasama membangun 25 rumah lainnya di daerah pengungsian tersebut.

Breica mempelajari energi terbaru ketika ia berada di universitas. Ia membangun setiap rumahnya dengan 6.000 botol plastik yang ia temukan di sekitar pengungsian,  di daerah pembuangan dan sekitarnya. Agar kuat dan kokoh bagian dalam botol diisi dengan pasir dan sedotan hingga penuh, dan ditumpuk dalam bentuk melingkar lalu dilapisi dengan semen serta batu kapur.

Ternyata lewat ide cermelang Breica, ia tidak hanya membantu memberikan solusi untuk melewati bencana alam. Namun, ia juga membantu mengurangi sampah plastik yang biasanya sulit untuk didaur ulang. Walaupun ini bukan penemuan pertama menggunakan botol plastik untuk membangun rumah, namun yang dilakukan Breica ini membuka lapangan pekerjaan bagi para pengungsi yang ada di sekitar pengungsian.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya