Hal yang Diperhatikan dalam Membagun Gedung Ramah Lingkungan

Gedung Ramah Lingkungan
Sumber :
  • Arkadia Works

VIVA –  Membangun sebuah gedung dengan konsep ramah lingkungan atau green building membutuhkan biaya dan perhitungan sendiri. Biayanya lebih mahal, karena harus menggunakan beberapa material khusus pada bangunan tersebut. Contohnya pada material kaca yang dapat mengurangi panas dalam ruangan tersebut, kemudian cat yang tidak beracun, AC, keran air, dan lampu yang lebih hemat.

Aplikasi Ini Bisa Ubah Sudut Kosong Jadi Ruang Bermakna

Meski dibangun dengan biaya lebih besar, namun gedung ramah lingkungan memiliki beberapa benefit. Pertama, gedung tersebut akan menjadi sebuah gedung yang sehat. Hal ini karena gedung tersebut dilarang menggunakan material beracun dan juga ada sensor CO2.

Kedua, saving energy. Pemilik gedung akan menikmati saving cost, karena gedung green building adalah gedung yang energinya diset paling rendah. Jadi akan terjadi saving energy dalam masa pengoperasian.

Menciptakan Produk Berkelanjutan Bukan soal Ramah Lingkungan Saja

Gedung Ramah Lingkungan

Photo :
  • Arkadia Works

Bangunan bisa disebut green building bila dibangun dan dijalankan dengan mereduksi atau mengeliminasi efek negatif bagi lingkungan dan iklim. Efek negatif tersebut bahkan sebisa mungkin diubah menjadi dampak positif. Dengan demikian, bangunan dapat turut menanggulangi masalah perubahan iklim dan memperbaiki kualitas hidup masyarakat.

Mobil Konsep Ini Bikin Penumpang Berasa di Kamar Hotel

Setidaknya, terdapat delapan elemen penting pada bangunan hijau. Pertama, efisien dalam menggunakan energi dan air. Kedua, menerapkan energi terbarukan seperti solar. Ketiga, melakukan pengurangan limbah dan polusi. Khusus limbah, bangunan juga menerapkan sistem re-use dan recycling. 

Keempat, bangunan memiliki kualitas udara yang bagus. Kelima, pembangunan menggunakan material berkelanjutan, tidak beracun, dan etis secara lingkungan. Keenam, memperhatikan keberlangsungan lingkungan saat mendesain, membangun, dan mengoperasikan bangunan. Ketujuh, memperhatikan kualitas penghuni yang tinggal di bangunan.

Gedung Ramah Lingkungan

Photo :
  • Arkdia Works

Terakhir, desain dapat beradaptasi terhadap perubahan lingkungan. Elemen tersebut bisa diterapkan pada semua bangunan, seperti rumah, perkantoran, sekolah, rumah sakit, fasilitas umum, dan pusat bisnis.

Hal ini seperti yang diwujudkan Concentrix Indonesia, perusahaan call center atau Business Process Outsourcing. Mereka baru saja meraih sertifikasi Greenship Interior Space dengan level Platinum (tertinggi) dalam pembangunan kantor yang berlokasi di Lippo Plaza Jogja.

Proses penyerahan sertifikat tersebut dilakukan oleh Iwan Prijanto sebagai Chairman Green Building Council Indonesia (GBCI) yang diterima oleh Showmick Sinha sebagai Direktur Concentrix Indonesia.

Dalam proses desain dan pembangunannya, Concentrix melibatkan Arkadia Works, firma desain interior kantor yang berbasis di Jakarta. Pemilihan material reused & recycled, penggunaan peralatan hemat energi, pengelolaan sampah yang baik, hingga penerapan digital green invention diterapkan untuk menciptakan kantor yang ramah lingkungan.

Dalam hal ini, Concentrix telah memenuhi persyaratan kantor ramah lingkungan yang ditetapkan oleh Green Building Council Indonesia (GBCI) dengan total poin 80 dalam aspek-aspek Appropriate Site Development (ASD), Energy Efficiency & Conservation (EEC), Water Conservation (WAC), Material Resources & Cycle (MRC), Indoor Health & Comfort (IHC), dan Building Environment Management (BEM). 

“Kami berharap melalui pencapaian sertifikasi ini dapat menjadi referensi pembangunan kantor yang ramah lingkungan, hemat energi, dan nyaman digunakan tidak hanya untuk tujuan produktivitas, namun juga turut berkontribusi dalam pembangunan keberlanjutan untuk masa depan bumi kita,” kata Wiza Hidayat, CEO Arkadia Works.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya