Dulu Tentara, Kini Pelatih Fitnes dengan Kedua Kaki Palsu

Greg Stevenson tetap aktif meski telah kehilangan kedua kaki.
Sumber :
  • The Independet

VIVA – Peristiwa tragis yang membuat kita kehilangan sesuatu yang berarti, bukanlah halangan untuk tetap bisa bermanfaat bagi orang lain.

Polisi Temukan Diduga Bom Rakitan di Pariaman, Terduga Pemilik Diusut

Seperti kisah Greg Stevenson, seorang mantan tentara Inggris. Pria berusia 33 tahun itu kehilangan kedua kakinya ketika sedang bertugas di Afganistan.

Tahun 2009, saat sedang berpatroli di negara konflik tersebut, Greg menginjak bom LED.

Bersamaan Peringatan HUT Polri, Polisi Temukan Bom Rakitan di Pariaman Sumatra Barat

Greg dengan cepat diterbangkan ke Camp Bastion untuk mendapatkan pertolongan. Nyawanya berhasil diselamatkan, tapi ia harus rela kehilangan kedua kaki.

Ayah dari dua anak itu kemudian dirawat di pusat rehabilitasi Angkatan Darat Headley, sebelum pindah ke Pusat Rehabilitasi Mobilitas Spesialis (SMRC) di Preston, Lancashire.

Kolonel Iran Tewas Akibat Bom Rakitan, Israel Dituduh Sebagai Dalangnya

"Saya adalah seorang Royal Engineers dan telah berada di Angkatan Darat selama empat tahun dan terluka dalam tur pertamaku," kata Stevenson, seperti yang dilansir dari Independent, Kamis 1 Februari 2018.

Dia berkisah, bahwa kala itu tengah melakukan patroli rutin. Namun ia tidak menyadari, berdiri di atas peledak rakitan.

Greg mengisahkan kembali kejadian naas itu, "Saya ingat mengalami sensasi naik pesawat yang dilempar dengan perut yang tidak karuan. Aku ingat rasa sakit yang menerpa wajahku, lalu beberapa detik kemudian aku sadar, kedua kaki telah hilang. Teman-teman membawaku pergi dengan helikopter."

Greg berhasil melewati kejadian mengerikan itu, dan kini ia sudah memiliki sepasang kaki palsu. Ia juga sudah memenuhi syarat untuk menjadi pelatih pribadi dan sekarang bekerja di SMRC sebagai instruktur latihan fisik.

Ia bercerita "Di Afghanistan orang-orang yang terluka dan terbunuh adalah kejadian biasa, awalnya saya cukup menerima dan pragmatis tentang apa yang terjadi."

"Tapi seiring berjalannya waktu, saya menyadari tingkat cedera saya dan betapa sulitnya berjalan dengan kaki palsu dan perbedaan gaya hidup saya," lanjutnya.

Sebelum kecelakaan, Greg hobi hobi bermain sepak bola dan merupakan pelari yang handal.

"Ini tentang menyesuaikan diri dengan kenyataan bahwa saya tidak akan bisa melakukan sesuatu dengan mudah lagi," katanya.

Greg juga bercerita tentang perawatan yang diterimanya di pusat dan tentang kaki yang palsunya.

"Saya sudah mendapatkan kaki palsu terbaik yang bisa Anda dapatkan dan juga kaki lari," lanjut Greg bersemangat.

Bantuan Konseling

Greg juga memiliki gym dan menyediakan dirinya untuk bantuan konseling. Ia akan memberikan latihan kepada para penyandang cacat agar mereka dapat kembali aktif.

Dia mengungkapkan keinginan membantu mereka yang ingin memaksilkan kemampuan lewat latihan lebih intens untuk melampaui cacat fisik yang dimiliki.

"Saya ingin menginspirasi komunitas penyandang cacat untuk membuat perubahan pada gaya hidup mereka," lanjut Greg.

Berkaca dari pengalaman Greg, kita tidak membutuhkan kondisi yang sempurna untuk bisa menginspirasi orang lain. (ren)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya