Jamuan Tuk Panjang, Simbol Keberagaman Warga Semarang

Jamuan Tuk Panjang sebagai pembuka Pasar Imlek Semawis di Kota Semarang .
Sumber :
  • VIVA.co.id/Dwi Royanto (Semarang)

VIVA – Wali Kota Semarang, Hendrar Prihadi mengajak seluruh elemen masyarakat untuk terus menjaga keberagaman jelang perayaan Tahun Baru Imlek 2018. Menurut dia, simbol keberagaman dibangun umat Tionghoa melalui budaya lokal bernama jamuan Tuk Panjang.

Perayaan Tahun Naga Kayu, Nuansa Meriah Imlek Hiasi Hotel Borobudur Jakarta

Tuk Panjang merupakan sebuah tradisi jelang Imlek yang dilakukan warga Tionghoa di kawasan Pecinan Semarang. Tradisi ini berupa makan bersama di sebuah meja yang cukup panjang dengan santapan utama terdiri dari lumpia dan lontong bernama Cap Go Meh.

Tuk Panjang sendiri dihelat oleh Pemkot Semarang sebagai penanda pembukaan Pasar Semawis khas Kota Semarang pada Senin malam, 12 Februari 2018 kemarin.

Festival Barongsai Meriahkan Perayaan Imlek di Tangerang dan Bandara Soekarno Hatta

"Paling unik ada jamuan Tuk Panjang yang melibatkan banyak orang yang sangat panjang," kata Hendrar di Semarang, Senin, 12 Februari 2018.

Hendrar menyebut, jamuan Tuk Panjang merupakan cerminan bahwa daerah yang dipimpinnya merupakan daerah sarat keberagaman bangsa Indonesia. Karena selain etnis Jawa, Semarang juga dihuni etnis India, Belanda, Arab hingga Tionghoa.

Ma'ruf Amin: Tahun Baru Imlek Momentum Perbaiki Diri

"Nah, jamuan Tuk Panjang ini unik, karena yang diundang tidak hanya warga etnis Tionghoa, tapi juga teman-teman nasrani, muslim, para pejabat sipil, TNI/Polri. Mereka diundang untuk makan bareng sekaligus menyaksikan semacam pameran produk khas etnis Tionghoa, baju, kuliner dan produk lain,” ucap dia.

Wali kota yang akrab disapa Hendi itu pun berharap, wujud keberagaman perayaan Imlek di Kota Semarang bisa menjadi contoh daerah lain. Itu karena banyaknya umat lintas agama dan etnis yang turut serta meramaikan.

"Harapan kami ini menjadi produk keberagaman bangsa Indonesia di Kota Semarang. Kita ikut meramaikan. Seperti saat Idul Fitri mereka ikut membantu. Ini yang harus dirawat,” ujarnya.

Selain Pasar Semawis dengan jamuan Tuk Panjang, pada 16 Februari nanti akan ada kegiatan puncak Imlek di Klenteng Sam Poo Kong. Di sana akan ada penampilan artis ibu kota dan dijamin bakal banyak wisatawan asing yang datang.

Prihatin Kejadian Yogya

Hendi juga menyatakan keprihatinannya atas kejadian penyerangan salah satu gereja di Yogyakata pada Minggu, 11 Februari 2018 kemarin. Ia berharap kejadian serupa tidak terjadi lagi di daerah lain, khususnya Kota Semarang.

Maka dari itu, untuk mencegah situasi serupa tak terjadi, pihaknya bersama seluruh Muspida di Kota Semarang melakukan rapat koordinasi agar keberagaman dan toleransi di daerahnya tetap terjalin.

"Kita yang ada di depan ini bertugas memfilter agar kejadian di Yogya tidak terjadi di Semarang. yang paling penting situasinya tetap guyub aman dan kondusif. Pada Imlek nanti, kalau ada situasi yang mengkhawatirkan segera laporkan aga segera dilokalisir oleh pihak Kepolisian,” katanya. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya