Kisah Alina, Remaja Kaya Pengusaha Permen Lolipop

Alina Morse, remaja pengusaha Zollipops
Sumber :
  • Instagram Alina Morse

VIVA – Di usia yang masih belasan tahun, kebanyakan anak-anak mungkin hanya berpikir untuk menikmati permen lolipop yang banyak dijual di supermarket. Namun, berbeda dengan Alina Morse.

Detik-detik Pria Pertaruhkan Nyawa untuk Selamatkan Serigala

Saat berusia tujuh tahun, Alina menanyakan satu pertanyaan penting pada sang ayah. Pertanyaannya, mengapa tak ada permen lolipop sehat dan baik bagi anak-anak.

Karena pemikiran itulah, Alina Morse mungkin bisa masuk dalam daftar bocah paling kaya. Ia diproyeksikan memiliki keuntungan senilai Rp28 miliar per tahun berkat perusahaan Zollipop yang ia dan keluarganya kelola.

Kisah Inspiratif: Driver Ojol Hampir Pingsan Demi Selesaikan Orderan

Kala itu, Alina memulai usahanya hanya dengan dana sebesar Rp105 juta yang didapat dari tabungan keluarga. Perlu dua tahun bagi Alina untuk mengembangkan produk mulai dari meneliti dan berbicara dengan para dokter gigi. Hal ini menjadi penting, karena ia ingin menciptakan permen yang tidak sekadar enak, tapi juga menyehatkan.

Dan Zollipop yang dikembangkannya, menggunakan bahan-bahan seperti xylitol dan erythritol, yang diklaim Alina sebagai pemanis alami bebas gula dan dapat meningkatkan pH di mulut untuk memperkuat enamel gigi.

Mengharukan, Driver Ojol Tetap Antar Orderan Meski Motornya Dicuri

Zollipops sendiri pertama kali dijual pada 2014 dan saat ini, permen tersebut telah masuk ke toko retail besar di Amerika Serikat termasuk Walmart, Kroger, Whole Foods, dan Amazon.

Alina Morse juga telah menghasilkan tiga produk berbeda yaitu Zollipops, Zolli Drops, dan Zaffi Taffy. Produk ini tersedia dalam berbagai rasa seperti stroberi, nanas dan jeruk.

Dari laman web Zollipop ditulis, sepuluh persen keuntungan yang diperoleh perusahaan tersebut selalu disumbangkan untuk mendukung program penunjang kesehatan mulut di sekolah-sekolah dan organisasi yang memenuhi syarat.

Meski telah meraih sukses di usia sangat belia yaitu 13 tahun, Alina mengaku tetap ingin merasakan bangku kuliah. Ia ingin belajar lebih banyak dan membantu perusahaannya berkembang lebih besar lagi. (mus)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya