Kisah Seniman Lumpuh Selama 32 Tahun Hasilkan 300 Lukisan

Zhang Junli
Sumber :
  • nextshark.com

VIVA – Meski dalam kondisi tubuh yang terbatas, namun seorang seniman dari China berhasil menjadi inspirasi jutaan orang karena dedikasinya pada seni. Wanita itu bernama Zhang Junli.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Seniman berusia 40 tahun dari Taiyuan, Provinsi Shanxi, China mendedikasikan hidupnya pada seni lukis, kendati dia menderita rheumatoid arthritis. Rheumatoid arthritis adalah kondisi peradangan kronis pada sendi yang menyebabkan rasa sakit, bengkak dan kaku, yang terjadi saat sistem kekebalan tubuh menyerang jaringan tubuh penderitanya, sehingga menyebabkan lumpuh.

Dikutip dari Nexshark, Zhang kali pertama didiagnosa dengan panyakit itu pada usia enam tahun. Pada usia delapan tahun dia mengalami lumpuh total, karena kehilangan 90 persen fungsi tubuhnya dan terpaksa terbaring di tempat tidurnya.

Kata Kritikus Seni Rupa soal Lukisan Artificial Intelligence Karya Denny JA

Namun pada usia 10 tahun, Zhang memaksa dirinya untuk merencanakan masa depannya. Dia melakukan hobi menggambar, dan tiga tahun kemudian mulai membuat lukisan minyak. Dia mengembangkan bakatnya dengan menyewa guru lukis profesional pada tahun 2015 dan sejak itu telah membuat lebih dari 300 lukisan. Setengah dari jumlah itu, sudah terjual melalui toko WeChat Lily's Easel.

Zhang Junli

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

“Lukisan mengubah saya. Pertama kali saya mengambil kuas, seolah-olah saya terpanggil. Saya merasa bahwa saya hidup untuk menggambar. Dunia ini terlalu indah. Bahkan dengan kondisi kesehatan yang buruk, saya tidak mau menyerah,” katanya.

Dia mengaku hanya bisa menggerakkan pinggul, bahu dan lehernya namun sangat terbatas. Sementara dia sudah tak bisa lagi menggerakkan anggota tubuh lainnya. Bahkan, pergelangan tangannya sudah sangat kaku, sehingga Zhang harus menemukan cara untuk memegang kuas menggunakan ibu jari dan jari telunjuk demi memberikan tekanan yang tepat pada kanvas.

Kendati demikian, banyak orang yang mendukungnya. Dia mengaku sangat tersentuh, sehingga membuatnya merasa seperti mimpi. Bahkan ada tetangganya yang datang dan bertanya tentang nasibnya kelak. Namun hal itu justru membuat ibunya menangis.

“Sedih melihat ibu saya seperti itu. Saya hanya lumpuh, tidak mati," ujarnya.

Meskipun kondisinya sulit, Zhang masih melihat kehidupan dengan positif. Selain melukis yang mampu diselesaikan dalam waktu 7-12 hari, dia juga menulis empat buku, tiga fiksi dan satu otobiografi.

“Saya ingin mendorong orang-orang yang berada dalam situasi yang sama seperti saya untuk tidak menyerah pada diri mereka sendiri,” ucap Zhang yang telah lumpuh selama 32 tahun.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya