Lebih dari 90% Wanita Ingin Punya Karier dan Keluarga Sukses

kampanye #SiapaBilangGakBisa
Sumber :
  • VIVA/ Adinda Permatasari

VIVA – Ada anggapan yang terbentuk di masyarakat bahwa wanita tidak bisa menjadi seseorang di luar ekspektasi umumnya, seperti memegang dua peran yang saling bertentangan. Misalnya, menjadi seorang ibu rumah tangga yang berhasil sekaligus memiliki karier yang cemerlang di luar rumah.

Kasih Ruang Karier dan Promosikan Puluhan Ribu Karyawan, Intip Strategi IWIP

Untuk mendobrak mitos ini, Pantene meluncurkan kampanye #SiapaBilangGakBisa. Kampanye ini mendorong para perempuan Indonesia untuk berani mewujudkan sesuatu di luar ekspektasi yang ada di masyarakat.

Menurut Senior Communications Manager P&G Indonesia Ovidia Nomia, ada fenomena unik pada perempuan Indonesia yaitu sifat mereka yang cukup humble, tidak berani menyombongkan diri atau memperlihatkan kekuatan mereka.

3 Wanita Asal Bogor Ditangkap di Bandara Kualanamu Diduga Selundupkan Sabu-sabu 19 Kg

"Sebenarnya perempuan Indonesia itu kuat dan memiliki peran di luar ekspektasi," kata Ovi saat konferensi pers kampanye #SiapaBilangGakBisa di kawasan Sudirman, Jakarta, Selasa 14 Agustus 2018.

Untuk mengungkap hal ini, Pantene melakukan survei pada perempuan Indonesia. Survei ini dilakukan di channel digital yang diikuti 555 perempuan pengguna internet berusia 18-35 tahun pada Mei 2018.

Kisah Wanita di Mataram, Korban Pelecehan Seksual Justru Dijerat UU ITE

Survei tersebut menemukan bahwa 9 dari 10 perempuan merasa harus memenuhi ekspektasi dari keluarga atau lingkungannya. Ekspektasi itu pun bermacam-macam, seperti menikah di bawah usia 30 tahun, atau jika perempuan memilih berkarier, mereka tidak bisa mengurus keluarga dengan maksimal.

Padahal, dari hasil riset itu juga diketahui bahwa 91 persen perempuan ternyata merasa kalau mereka ingin menjajaki karier bersamaan dengan memiliki keluarga. Namun, banyak kendala yang membuat mereka akhirnya tidak dapat melakukan keduanya.

Sebanyak 48 persen responden merasa tidak ada kesempatan untuk belajar membuat mereka tidak bisa mencapai karier dan keluarga secara bersamaan. Sementara itu, 38 persen mengatakan harus menyeimbangkan antara pekerjaan dan pendidikannya, dan 28 persen mengatakan harus berjuang melawan ekspektasi dan kritikan sosial dari masyarakat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya