Melissa Sunjaya, Bangun Bisnis Seni hingga Dikenal Empat Negara

Melissa Sunjaya
Sumber :
  • VIVA.co.id/Adinda Permatasari

VIVA – Dengan modal Rp5 juta, Melissa Sunjaya membuka pintu bisnis yang berbasis seni ke dunia. Angka yang mungkin tidak terbayang pada sebagian orang jika melihat bagaimana Melissa sekarang berhasil membangun bisnis yang diberi nama Tulisan.

Kisah 2 Pemuda Mualaf yang Bikin Geger, Orang Sekampungnya Auto Masuk Islam

"Dengan modal Rp5 juta saya harus bisa berpikir mau ngapain saja, dalam waktu sebulan Rp5 juta itu harus jadi apa dan berapa, sesimpel itu sih sebenarnya cara berpikirnya," ujar Melissa saat berbincang dengan VIVA di Jakarta, beberapa waktu lalu.

Melissa memulai petualangan bisnisnya pada tahun 2010. Pemikirannya sebenarnya sederhana, ia ingin menyampaikan pesan mengenai kehidupan dan lingkungan kepada masyarakat melalui produk yang dibuatnya. Dengan latar seorang visual essayist, Melissa menciptakan karya-karya yang diterjemahkan dalam berbagai barang yang dipakai sehari-hari, mulai dari tas, celemek hingga cushion cover.

Viral Kisah Pilu Seorang Suami Rela Jual Organ Tubuh demi Bisa Hidup Bersama Istri

"Pada waktu saya memulai ini, saya melihat semakin jarang orang-orang yang suka baca buku tebal, jadi saya punya ide untuk mulai menyorot isu-isu unik tentang cara bersosialisasi, tapi saya kemas dalam suatu ungkapan visual yang sederhana. Saya memilih untuk menuangkan essay visual dalam bentuk yang wearable," tuturnya mengenai alasan menjadikan benda-benda sehari-hari sebagai media untuk berkarya.

Perlahan namun pasti, Tulisan yang dilahirkan Melissa tumbuh dengan pesat. Bahkan kini sudah dikenal hingga empat negara, yakni Hong Kong, Amerika Serikat, Singapura, dan Korea Selatan. Bukan hanya karena peran teknologi di era digital yang memudahkan pemasaran Tulisan ke mancanegara, tapi juga karena prinsip bisnis yang dipegang oleh Melissa pada perusahaannya.

Inspiratif! Kedermawanan Abu Jaber Bagikan Ribuan Makanan Buka Puasa di Makkah Selama Bulan Ramadhan

"Mereka juga melihat dan tertarik dari Tulisan ini limited edition dan menganut konsep sustainable, seperti kami sesuatu yang unik," kata Melissa.

Tak sekadar berbisnis dan memperbesar jaringan usahanya, tapi Melissa sangat memperhatikan bagaimana manajemen perusahaannya dijalankan. Khususnya dalam manajemen pengolahan limbah karena Melissa memang ingin menerapkan bisnis yang sustainable dan bisa ikut melestarikan lingkungan.

Pada awal produksi, Melissa menggunakan pigmen eco-friendly, yaitu waterbased pigmen. Tapi, hal itu menjadi tantangan baginya karena banyak komponen yang digunakannya tidak lazim dipakai dalam industri yang dijalani Melissa. Itulah sebabnya, biaya produksi menjadi sedikit lebih mahal, apalagi jika harus menggunakan sertifikasi.

Tak heran, karya-karya dalam Tulisan dibuat terbatas dengan harga premium. Namun, bukan itu tujuan utama Melissa mengembangkan karyanya menjadi sebuah bisnis. Ia ingin menyampaikan pesan melalui tiga poin dalam setiap produk yang dibuatnya.

"Pertama, merayakan jati diri kita dan percaya keunikan kita sendiri, kemudian cerita tentang bagaimana lingkungan berubah drastis dan masyarakat harus lebih peka, dan bagaimana aksi kita harus memperhatikan makhluk hidup lain. Dari sisi stroy telling juga paradigma kerja dan cara kita memilih bahan tepat untuk ini," ujar Melissa.

Tak cuma soal bagaimana menciptakan karya berkualitas, kunci kesuksesan bisnis Melissa terletak pada satu hal, yakni nilai. Menurutnya, inilah poin yang sering sekali dilupakan dalam membangun bisnis, yaitu bagaimana memasukkan etika dan empati di dalamnya.

Bagi Melissa, empati dan etika seperti tulang punggung dalam sebuah perusahaan. Nilai itu bahkan juga diterapkan hingga ke struktur perusahaan seperti pelaporan keuangan.

Nilai ini juga yang menjadi jiwa dalam sebuah perusahaan. Jika perusahaan tidak memiliki nilai ini, maka perusahaan tersebut bisa tumpul karena tidak ada jiwa di dalamnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya