Tak Paham Franchise, Kini Sukses Punya 700 Gerai Ayam Gepuk Pak Gembus

Rido Nurul Adityawan, CEO Ayam Gepuk Pak Gembus
Sumber :
  • instagram.com/ayamgepuk_pusat

VIVA – Jangan pernah memandang sebelah mata pria kelahiran Magelang pendiri sekaligus CEO Ayam Gepuk Pak Gembus, Rido Nurul Adityawan. Meski tak tamat bangku kuliah, pria kelahiran 1988 ini nyatanya sudah memiliki 700 gerai ayam gepuk.

Cerita Perjuangan TikTokers Sasya Livisya, Sering Dapat Hate Comment karena Penampilannya

Meski sebelumnya sempat usaha ternak lele dan mengalami kegagalan karena letusan gunung Merapi yang membuat lele-lele yang sudah dikembangkannya ludes tak bersisa, hingga membuat ayah dua anak ini harus kabur karena dikejar-kejar investor. Tak ada yang menyangka, kini kesukaannya pada makanan dan sambal bawang justru mengantarkannya pada kesuksesan.

Semuanya berawal saat merantau ke Jakarta demi mendapatkan pekerjaan dengan penghasilan lebih baik, sehingga bisa menunjukkan hasil jerih payahnya kepada orang-orang di kampungnya. Namun semuanya tak berjalan sesuai harapan. Gaji yang diterima setiap bulan justru tak cukup untuk memenuhi kebutuhannya. Akhirnya pada tahun 2013, dia banting setir menjadi pengusaha kuliner kecil-kecilan.

Mendag Zulhas Sebut Kenaikan Harga Bawang Merah Akibat Banyak Pedagang Belum Mulai Berjualan

Dia mengakui bahwa ide bisnis kulinernya itu terinspirasi dari sambal bawang dan kesulitan menemukan makanan favoritnya di Jakarta. Dari sebuah warung kecil berukuran 3x3 meter dengan terpal dan bambu di daerah Srengseng, Jakarta Barat, perjalanan bisnisnya dimulai.

YouTube Luncurkan sebuah Serial Dokumenter 5 bagian berjudul “Seribu Kartini”

"Saya kepikiran sambal yang saya makan tiap hari. Cuma cabai, garam diulek, kenapa enggak jual itu?" ujarnya dengan logat Jawa yang kental dalam jumpa pers pengenalan brand ambassador Edwin dan Jhody di Hotel Mega Anggrek, Jakarta Barat, belum lama ini.

Dua tahun sejak memulai usaha atau pada Januari 2015, ada pelanggan yang ingin ikut menjual kuliner tersebut dengan sistem waralaba atau franchise. Namun saat itu Rido belum paham mengenai sistem tersebut.

"Saya orang desa, kuliah saja enggak lulus. Saya tanya franchise itu apa, dari malam sampai pagi ke warnet belajar franchise itu apa. Akhirnya waktu itu dapat franchise donat. Jadi saya ganti (dari donat) ke Ayam Gepuk Pak Gembus. Jadi selama ini sampai tahun 2017, perjanjiannya perjanjian donat," tuturnya sambil tertawa mengenang kepolosannya kala itu.

Sedikit demi sedikit usaha waralabanya semakin besar, tak hanya di pelosok Indonesia, namun telah meluas ke luar negeri. Untuk menjaga kualitas makanannya, Rido mendaftarkan hak paten makanan dan mereknya.

"Metode-metode harus dijaga kemutuannya, keunikannya. Beberapa ada franchise yang melakukan kenakalan. Untuk menjaga trademark yang benar adalah yang sudah didaftarkan," ujar dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya