Tren Sewa 'Paman' di Korsel untuk Lindungi Anak dari Bullying

Ilustrasi remaja
Sumber :
  • Pixabay/ wokandapix

VIVA – Para orangtua di Korea Selatan (Korsel) kini telah menemukan satu cara efektif untuk menghadapi bullying atau perundungan di sekolah. Caranya adalah dengan menggunakan jasa baru yang menyewakan para 'paman' untuk mengintimidasi.

Kasus Bullying SMA Binus BSD, Anak Vincent dan Pelaku Lainnya Dikenakan Wajib Lapor

Dilansir dari laman Nextshark, penyedia layanan jasa itu dikenal dengan "Layanan Paman'. Jasa ini memungkinkan para klien dapat menyewa paman-paman yang akan bertugas melindungi anak-anak dari bullying di sekolah dengan berbagai cara.

Saat ini, jasa sejenis merupakan bisnis yang sedang berkembang di Negeri Ginseng itu. Jasa 'Layanan Paman' ditawarkan dalam tiga paket berbeda, yaitu 'Paket Paman', 'Paket Bukti', dan 'Paket Pendamping'.

Perilaku Orang Tua Berdampak Anak Melakukan Bullying di Sekolah, Begini Kata Psikolog

Dalam 'Paket Paman', seorang pria bertubuh kekar dan sangar berusia 30an atau 40an akan berpura-pura menjadi paman siswa dan menemani siswa itu pergi dan pulang sekolah. Jasa sewa ini dibanderol dengan harga 500 ribu Won atau sekitar Rp6,6 juta. Paman yang disewa ini juga akan ditugaskan untuk memberikan peringatan tegas pada pelaku bullying.

Sementara di 'Paket Bukti', paman yang disewa akan melakukan beberapa tugas investigasi dan mengumpulkan bukti tindakan bullying dengan merekam menggunakan kamera. Bukti yang terkumpul kemudian akan dijadikan penarik perhatian para pengurus sekolah. Bukti tersebut akan diserahkan beserta pesan yang menyatakan, "Saya akan menyampaikan keluhan resmi kepada dewan sekolah jika kalian tidak menginvestigasi kasus ini dengan benar. Kami ingin resolusi yang jelas." Jasa paket ini berharga 400ribu Won atau sekitar Rp5,3 juta.

Orang Tua Wajib Tahu, Ini Ciri-ciri Anak Jadi Korban Bullying

Sedangkan di 'Paket Pendamping', paman yang disewa akan mendatangi tempat kerja orangtua pelaku bullying untuk melakukan protes. Paman itu akan meneriakkan 'Orangtua pelaku bullying bekerja di sini!' secara berulang-ulang di depan gedung kantor. Pilihan jasa ini ditawarkan dengan harga 2 juta Won atau sekitar Rp26 juta, termasuk total kunjungan empat kali.

Meski layanan sewa paman mendapatkan banyak dukungan publik, ada beberapa yang merasa khawatir dengan layanan ini.

"Sanksi pribadi adalah bentuk lain dari kekerasan. Kekerasan sekolah harus diselesaikan dengan memperbaiki sistem," ujar Profesor Kim Yoon Tae dari Korea University.

Mudah-mudahan, perbincangan hangat seputar layanan ini akan mengangkat lebih banyak lagi diskusi mengenai bagaimana menyelesaikan bullying secara umum. Bullying menjadi masalah yang tak pernah berhenti di kalangan remaja Korsel dalam beberapa tahun terakhir. Korban-korban bullying tidak hanya menderita fisik tapi juga secara psikologis dan emosional. Bahkan, dalam kasus yang parah bisa mengakibatkan trauma hingga bunuh diri.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya