Survei: Rata-rata Bos Tak Mau Mengaku Salah

Ilustrasi bawahan dan atasan.
Sumber :
  • Halomoney

VIVA – Dengan posisi di pucuk tertinggi perusahaan, banyak dari pemimpin tidak menyadari bahwa mereka melakukan kesalahan. Bahkan, sebagian besar mereka enggan mengakui kesalahan ketika bersalah. 

Nyamar Jadi Pemudik, Polresta Malang Kota Amankan MAS Bawa 42 Kilogram Ganja

Hal ini terungkap dalam survei terbaru  yang diinisiasi Dale Carnegie dengan judul ’Global Leadership Study’. Survei ini dilakukan untuk membantu pemimpin perusahaan maupun organisasi dalam mengidentifikasi 'titik buta’ dan memberikan solusi efektif untuk mengatasinya. 

"Kebanyakan pemimpin percaya bahwa mereka sudah cukup kompeten dalam memimpin perusahaan atau organisasinya, padahal terdapat beberapa perilaku yang tanpa disadari berdampak negatif bagi orang yang mereka pimpin inilah yang disebut ’titik buta’," kata Joshua Siregar, Director National Marketing Dale Carnegie Indonesia, dalam pertemuan media di daerah Sudirman, Jakarta Pusat, Rabu 10 Oktober 2018. 

8 Negara Terbaik untuk Bekerja Secara WFH

Dalam survei tersebut terungkap bahwa hanya 37 persen dari pemimpin yang mau mengakui kesalahan ketika melakukannya. Selain itu, Joshua juga mengatakan, tidak banyak pemimpin yang memberikan apresiasi secara konsisten kepada bawahannya. 

"Hanya  36 persen yang menunjukkan apresiasi hanya secara konsisten. Kemudian juga hanya 36 persen pemimpin yang mau konsisten dan mendengarkan, di samping juga kejujuran pada diri sendiri maupun orang lain" kata dia. 

BUMN Indofarma Klaim Sudah Bayar THR Karyawannya Tanpa Dicicil 

Kejujuran pada diri sendiri maupun orang lain menjadi perilaku 'titik buta’ yang memperoleh persentase paling kecil dibandingkan 3 perilaku lainnya. Survei tersebut bahkan menunjukkan 11 persen karyawan di Indonesia merasa atasan mereka jarang atau tidak pernah bersikap jujur dan dapat dipercaya oleh orang Iain. 

”Minimnya angka pemimpin yang konsisten terhadap perilaku jujur akan memengaruhi kinerja karyawan. Para pemimpin sebaiknya mengetahui dan mengatasi titik-titik buta mereka, " kata Joshua. 

Dengan demikian karyawan akan merasa termotivasi dan terinspirasi dengan pekerjaan mereka sehingga berkeinginan untuk melakukan upaya terbaik guna mencapai tujuan perusahaan atau organisasinya. 

Studi ini melibatkan sekitar 4.400 pekerja tetap di 17 negara dan empat benua termasuk lndonesia, mulai dari tingkat karyawan hingga direktur atau pemilik perusahaan, dengan metode onh‘ne web-based survei. Di Indonesia, studi menyertakan sekitar 205 pekerja dari perusahaan kecil hingga besar, dengan usia di atas 21 tahun. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya