Kisah Pedih Gadis yang Bibirnya Putus karena Tolak Dicium Kekasih

Kayla Hayes
Sumber :
  • Facebook Kayla Hayes

VIVA – Selama hampir satu tahun, Kayla Hayes dihantui oleh tindakan kekerasan yang dilakukan oleh mantan kekasihnya Seth Aaron Fleury. Pekan lalu, Fleury (23 tahun) dihukum 12 tahun penjara setelah dinyatakan bersalah melakukan penyerangan dan serangkaian sikap buruk dan emosional setelah menggigit bibir bagian bawah Hayes hingga putus.

Nikita Mirzani Ngaku Dapat Kekerasan dari Mantan, Psikolog Bilang Begini

Hal itu dilakukan Fleury ketika Hayes menolak mencium setelah enggan menjalin hubungan dengannya. Wanita 19 tahun itu kini masih dalam proses pemulihan dari luka mental dan fisik yang terjadi pada dirinya di malam mengerikan pada 21 Oktober 2017.

Meski begitu, dia secara berani mengungkapkan apa yang dialaminya dengan harapan dia bisa menginspirasi orang lain untuk mencari bantuan ketika menjadi korban kekerasan dari pasangannya. "Ini adalah hari di mana ada bagian dari diriku mati," tulis Hayes dalam Facebook seperti dikutip laman People.

3 Cara Bikin Pasangan Happy di atas Ranjang dan Gak Bosen Sama Kamu

Dalam tulisannya Hayes melanjutkan, "Duduk di atas gumpalan darahku sendiri dengan sebagian besar bibirku tergeletak di kakiku, seluruh bibirku terasa terbakar, bingung dan takut, aku tidak tahu bagaimana bisa menunjukkan wajahku lagi. Pada titik itu, berharap detik itu juga menjadi saat terakhirku, aku ingin menyerah selamanya."

Di malam penyerangan, Fleury janjian bertemu dengan Hayes untuk membicarakan hubungan mereka. Hayes mengatakan bahwa dia ingin mengakhiri hubungan dengan kekasihnya. Namun setelah Hayes memperjelas tujuannya, Fleury menjadi marah.

Selebgram Ini Ungkap Perilaku Kasar yang Diterima Nikita Mirzani dari Mantan Kekasihnya?

"Dia memaksa mencium Hayes dan saat Hayes menarik dirinya, Fleury menggigit bagian bawah bibirnya dengan kuat sehingga bibir Hayes terputus," ujar pengacara dalam sebuah pernyataan.

Hayes mengakui saat itu dia mulai berteriak kencang untuk meminta pertolongan dan karena takut. Fleury kemudian menendangnya keluar dari mobilnya sendiri dan menutup pintu mobil supaya dia bisa melarikan diri dan kabur dari apa yang sudah diperbuatnya.

"Aku ingat raut ketakutan di wajah pria yang menyelamatkan hidupku. Begitu juga dengan orangtua baik yang harus keluar rumahnya untuk melihat tragedi itu tapi sangat baik untuk mencoba menolongku dan menenangkanku hingga bantuan datang," tuturnya.

Setelah petugas datang, Hayes menjelaskan sesuatu yang terjadi lebih serius dari apa yang diperkirakannya. Bibirnya benar-benar robek parah dan meminta tim medis segera datang. Hayes menjalani operasi plastik darurat, tapi dokter tidak bisa menyambung kembali bibirnya yang putus, sehingga menyisakan luka parah dan gerak terbatas pada mulutnya.

Seperti korban kekerasan domestik lainnya, Hayes awalnya menyalahkan dirinya atas apa yang terjadi. Tapi seiring waktu berlalu, dia tidak mungkin yang salah.Sebelum penyerangan, Hayes mengakui ada banyak tanda yang mengharuskannya menghentikan semuanya, tapi itu adalah hubungan seriusnya yang pertama.

Tidak hanya mempengaruhi karier akademisnya karena kehilangan beasiswa di Greenville Tech, kejadian juga sudah menghancurkan kepercayaan dirinya. "Ketidakpercayaan diriku melambung ketika wajahku punya bekas luka dari pipi ke pipi dan dikenal sebagai gadis yang bibirnya digigit," ujar Hayes.

Pelaku penyerangan juga telah mengubah pandangan Hayes terhadap membangun sebuah keluarga. Dia tidak lagi menginginkan anak karena merasa melahirkan anak ke dunia bisa membahayakan mereka. Hayes mengumpamakan jika menolak berciuman bisa membuatnya seperti itu, bayangkan apa yang bisa diperbuat Fleury jika suatu saat bertemu dengan keluarganya. Meski begitu, dia berjanji tidak akan membiarkan Fleury mencuri lagi kebahagiaannya.

Fleury akan bebas bersyarat dalam 10,2 tahun setelah dia menjalani setidaknya 85 persen dari hukuman 12 tahun. Sementara Hayes sekarang mengelola sebuah blog, Rise Above, di mana dia membicarakan mengenai pengalamannya untuk membantu orang lain yang mengalami kekerasan domestik. (ld)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya