Peringkat Kepintaran Anak Indonesia Terus Menurun Secara Global

Ilustrasi anak belajar berhitung
Sumber :
  • Pixabay/Antonio Sales Sales

VIVA – Banyaknya prestasi yang diukir anak Indonesia di kancah internasional ternyata masih dianggap tidak cukup untuk mengimbangi kepintaran anak-anak dari negara lain seperti Singapura, Jepang, bahkan kalah dengan negara seperti Yordania dan Georgia.

Uwa and Friends Coba Kembalikan Masa Keemasan Lagu Anak

Hal tersebut berdasarkan penilaian Programme for International Student Assessment (PISA) yang dilakukan tiga tahun sekali secara global.

Dalam penilaian tersebut, Indonesia ada di peringkat 62 dari 72 negara lain. Posisi pertama ditempati Singapura, disusul Jepang. Penilaian dilakukan pada anak Indonesia usia 15 tahun dengan alat ukur kombinasi kemampuan membaca, sains, dan matematika. Peringkat Indonesia ini justru terus menurun sejak tahun 2000.

Sekolah Bola Online, Wadah Anak Indonesia Kembangkan Kemampuan

"Yang perlu diperhatikan, dari tahun 2000 peringkat anak Indonesia dari 38, kini menjadi 62," kata Head of Marketing Kraft Heinz ABC, South East Asia, Dhiren Amin dalam peluncuran program ABC Sobat Cerdas di Grand Hyatt, Jakarta Pusat, Jumat, 9 November 2018.

Pengukuran tersebut tak hanya karena seorang anak bisa membaca, menulis dan menghitung, tapi juga bagaimana pemahaman mereka akan pelajaran tersebut dalam kehidupan sehari-hari.

Nadiem: Semoga Anak Indonesia Kembali Dapatkan Pendidikan Normal

"Mungkin anak pintar di kelas, tapi apa bisa diaplikasikan di kehidupan sehari-hari? Ini yang diuji PISA," kata Marketing Manager Kraft Heinz ABC, Anisa Ardila Putri.

Lebih lanjut Anisa memberikan contoh, seperti membaca, bukan hanya sekadar membaca namun bagaimana anak mengerti dan memahami ide pokok, pesan yang ingin disampaikan. Matematika dikaitkan dengan kasus atau masalah dalam kehidupan sehari-hari, begitu juga dengan sains yang menguji pemahaman anak, mengaitkan apa yang dipelajari di sekolah dengan alam.

"Faktanya, dari kemampuan IPA, matematika, membaca, dari 2006 belum ada improvement. Ini challenge kita," ujarnya.

Hal tersebut juga diamini oleh Direktur Eksekutif Yayasan Gerakan Indonesia Mengajar Evi Trisna. Menurutnya, kemampuan anak Indonesia harus lebih dikembangkan.

"Kemampuan memecahkan masalah. Kalau calistung (membaca, menulis, berhitung) memang dasarnya, (bagaimana anak) suka mengamati, observasi, analisis, itu yang harus ditumbuhkan terus di sekolah," kata dia.

Untuk itu, melalui program ABC Sobat Cerdas yang bekerja sama dengan Indonesia Mengajar menargetkan supaya target PISA bisa meningkat. Program ini ditargetkan pada anak Sekolah Dasar kelas 5 hingga kelas 6 pada 100 sekolah di seluruh Indonesia.

Melalui program ini, akan diberikan Sarden ABC untuk mencukupi asupan gizi anak usia 10-12 tahun, sekaligus mendistribusikan buku Sarden ABC: The Brainy Book yang berisi soal latihan seperti membaca, sains, matematika yang sesuai kriteria PISA.

Buku tersebut dirancang oleh Doddy Feryanto, President Commisioner dan Mathematic Coach EduPiad, dan tim Indonesia Mengajar bersama Quantum Learning & Brain Based Teaching Method. (ase)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya