6 Bahasa Tubuh yang Bisa Beri Kesan Buruk pada Orang Lain

Ilustrasi wanita.
Sumber :
  • Pexels/Garon Piceli

VIVA – Tiap orang memiliki beberapa kebiasaan yang dapat terlihat kasar atau tidak sesuai. Bahasa tubuh seseorang pun bisa memperlihatkan hal ini.

Gambar Pertama yang Dilihat, Bisa Ungkap Pekerjaan Impian Kamu

Jika bahasa tubuh yang memperlihatkan sikap kasar dilakukan di sebuah lingkungan yang tak tepat, hal ini tentu bisa berbahaya dan membuat banyak orang menjauhi Anda.

Tampaknya sepele, tetapi bahasa tubuh, atau pun gerak-gerik tubuh bahkan sampai bagaimana Anda berdiri, dapat memengaruhi cara orang berinteraksi dengan Anda, serta bisa menimbulkan kesan tersendiri soal kepribadian Anda.

10 Wanita Paling Dikagumi di Dunia, Ada yang Mengabdikan Hidupnya untuk Orang Tidak Mampu

"Begitu Anda sadar tentang bahasa tubuh yang Anda perlihatkan, ini memungkinkan Anda mendapat kesempatan untuk melakukan perubahan," kata psikolog berlisensi Dr. Danielle Forshee, seperti dilansir Bustle.

Jika tak ingin mendapat kesan buruk di hadapan orang, Anda perlu tahu enam kebiasaan yang bisa merusak citra diri di hadapan orang lain.

Beli Parfum Online? Begini Cara Pilih Wanginya Biar Gak Zonk

Abai pada orang lain

Jangan pernah abaikan keberadaan orang lain. Meski hanya berkata halo, hal ini bisa membuat suasana pertemanan menjadi lebih berkesan.

"Ketika tidak mengatakan 'halo' untuk orang lain yang Anda kenal misalnya, itu akan membuat hubungan dingin," menurut psikoterapis Tina B.Tessina.

"Hanya dengan satu kata bisa membuat pembicaraan lebih mudah," kata Tessina lagi.

Tak masalah jika sedang sibuk, tapi jika memiliki waktu, tak ada salahnya menyapa orang saat berpapasan.

Ilustrasi pasangan bertengkar.

Ucapan Menyakitkan

Mengatakan sesuatu yang tanpa sadar bisa menyakiti orang lain tentu akan jadi bencana untuk suatu hubungan atau pun pertemanan. Ada perbedaan besar antara mengatakan apa yang ada dalam pikiran dan membagikan pendapat, dan mengatakan apa pun yang diinginkan tanpa saringan.

"Ini berarti kamu mungkin mengatakan hal-hal yang menyakitkan untuk orang lain," kata Heidi McBain, terapis pernikahan dan keluarga.

"Mulailah dengan belajar untuk lebih peduli atas tindakan sendiri dan apa yang diucapkan secara verbal. Juga berusahalah untuk empati dan benar-benar mencoba untuk memahami bagaimana perasaan orang lain dengan memposisikan diri sendiri di posisi mereka."

Memandang rendah

Kontak mata bisa memberi banyak makna. Oleh sebab itu tak boleh terlalu berlebih atau juga jangan melihat arah lain.

"Kita mengkomunikasikan emosi lewat wajah dan mata. Ketika orang mulai mengalihkan perhatian pada hal lain, itu berarti tidak ingin terlibat pembicaraan lebih lama. Bahkan sejumlah orang mungkin menilai, dirinya dipandang rendah," kata Dr. Strongin.

Umumnya, melihat seseorang sekitar tiga detik terasa paling nyaman. Melihat ke arah lain sebentar kemudian melanjutkan pembicaraan.

Ilustrasi pria bersama selingkuhannya

Menginterupsi

Hal wajar menginterupsi orang lain di tengah pembicaraan, tapi hal ini juga terlihat kasar seakan mengirim pesan bahwa pendapat orang lain tidak perlu.

Untuk membuang kebiasaan itu mulailah dengan menunggu sebentar.

"Tunggu untuk ada jeda dari pembicaraan untuk menyelipkan komentar," kata Dr. Tessina. Semakin banyak berlatih, kebiasaan menyela pembicaraan orang juga berkurang.

Berdiri terlalu jauh atau terlalu dekat

Jarak juga perlu dipertimbangkan ketika berbicara dengan orang.

Berdirilah dengan jarak yang nyaman ketika tengah berbincang, untuk membuat interaksi lebih baik.

Nada menghakimi

Ada tiga bentuk komunikasi yang biasa digunakan sehari-hari, kata Dr. Forshee. Pertama verbal (apa yang dikatakan), kedua non verbal (bahasa tubuh), dan ketiga paraverbal.

"Paraverbal (komunikasi) adalah bagaimana kita mengucapkan sesuatu, seperti nada suara, volume," kata Dr. Forshee.

Orang cenderung merasa apa yang dikatakan orang lain kasar ketika orang tidak berhati-hati dengan komunikasi paraverbal. Jika menaikkan suara artinya sedang marah, atau bicara dengan nada mengkritik atau menghakimi. Tentu tidak lantas perlu mengamati bagaimana suara kita selama 24 jam atau mencoba mengubah suara alami.

Cukup diingat bahwa ada momen ketika orang juga ingin disambut hangat dan dipahami.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya