Komentar Iseng Tergolong Body Shaming, Bisa Akibatkan Masalah Hukum

Ilustrasi wanita bermain handphone.
Sumber :
  • Kaboompics

VIVA – Dalam beberapa tahun belakangan, fenomena body shamingkian marak terjadi di masyarakat. Semakin mudahnya akses menggunakan media sosial, juga membuat sebagian orang dengan mudahnya memberikan komentar negatif tentang tubuh seseorang.

Viral Motor Matik Diisi Minyak Kayu Putih Campur Bensin, Ini Kata Pakar

Belakangan, hal itu terjadi pada artis Dian Nitami. Sang suami Anjasmara pun berniat untuk membawa kasus body shaming yang ditujukan kepada Dian ke ranah hukum.

Seringkali tak disadari, beberapa komentar yang mungkin pernah Anda lontarkan di media sosial bisa jadi masuk dalam kategori body shaming.

Geger Seorang Remaja Alami Hal mengerikan Ini Gegara Ikut Challenge di Sosmed

body shaming bisa berimbas pada mental korban, bahkan hingga menyebabkan depresi. Karena efek yang merusak, kinibody shaming telah diatur dalam Peraturan Perundangan. Tak main-main, pelaku body shaming bisa dituntut hingga enam tahun penjara.  

Tak ingin komentar 'iseng' membuat Anda berurusan dengan hukum, ada baiknya pahami apa yang dimaksud dengan body shaming

Siap-siap Kesal Baca Berita tentang Model Ini

Menurut Psikolog Klinis Dewasa Angsamerah Clinic, Inez Kristanti, M.Psi,body shaming merupakan kritik atau komentar negatif tentang bentuk tubuh, ukuran tubuh, atau penampilan diri kita sendiri maupun orang lain.

"Jadi komentar-komentar yang mengecilkan penampilan diri sendiri juga termasuk body shaming yang kita lakukan kepada diri kita sendiri," ungkap Inez saat dihubungi VIVA, Jumat, 4 Januari 2019.

Ia melanjutkan,body shaming bisa muncul dalam berbagai macam bentuk, yakni dengan mengatakan bahwa seseorang terlalu gemuk, terlalu kurus, mengomentari bagian tubuh atau wajah seseorang secara negatif. Hal ini kerap dilakukan secara sadar maupun tidak disadari. Bahkan oleh orang-orang terdekat kita sendiri, baik orangtua atau pasangan.

Komentar seperti, 'Kok sekarang gemuk ya?', 'Kekurusan, gak pernah makan ya?', hingga 'Hidungnya besar banget', menurut Inez sudah tergolong body shaming.  

Menurutnya, komentarbody shaming timbul dari berbagai hal. Tidak jarang, hal itu dimunculkan juga karena perasaan rendah diri terhadap diri sendiri, sehingga ia mengkompensasikannya dengan cara mengomentari penampilan orang lain secara negatif.

"Media sosial memungkinkan orang menuliskan komentar kepada figur-figur yang sebenarnya ia tidak kenal di dalam kehidupan nyata, sehingga rasa keterikatan dan tanggung jawab atas komentar negatif yang ia berikan bisa menjadi berkurang," kata Inez.

Bahkan, ada pula yang sengaja membuat akun khusus untuk melakukan aktivitas body shaming di media sosial. Hal ini, menurut Inez karena sebagian dari mereka malu atau enggan melakukannya dengan akun utamanya. "Salah satunya untuk berkomentar negatif tentang sosok-sosok yang di-follow-nya," ungkap Inez. Sebab itu, berhati-hatilah dalam berkomentar di media sosial kalau tidak ingin terjerat masalah karena telah melecehkan fisik orang lain.  

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya