- Pexels
VIVA – Ketika orang di sekitar sudah memiliki pasangan, sangat mungkin buat mereka yang masih sendiri mulai tergoda dan bertanya, "Kapan giliran saya? Kapan saya menemukan pasangan?"
Lingkungan tanpa disadari sudah memberi batasan kapan kita harus berkencan, di usia berapa, kapan menikah di waktu yang tepat, dan begitupun dengan memiliki anak. Dan, ketika ada orang yang belum mencapai hal tersebut di batasan yang umum dalam kehidupan sosial, mereka akan mengira jika ada yang salah dengan orang tersebut.
Tetapi, sebelum menemukannya atau memaksa menemukan, coba tanya diri sendiri, "Siapkah saya untuk menjalin hubungan?" Apakah kita siap dalam hubungan, hanya karena kata mereka sudah waktunya menjalin hubungan?
Dilansir Your Tango, cek tanda berikut ini sebagai bukti jika sebenarnya kita belum siap menjalin hubungan asmara.
Tidak bisa menjelaskan hubungan sehat seperti apa
Menjelaskan sebuah hubungan sehat, membutuhkan lebih dari sekadar melihat hubungan orang lain dan mencoba seperti mereka. Ini memerlukan komitmen untuk belajar lebih tentang diri sendiri dan apa yang dibawa dalam hubungan.
Orang yang tidak bisa menjelaskan hubungan sehat cenderung suka mengatakan, 'Biarkan mengalir,'' tidak usah memberi label pada hubungan kita,' atau 'aku tidak ingin terlalu serius.'
Pastikan dulu mengenali siapa Anda, kenapa punya kepercayaan tertentu dalam hubungan, dan bagaimana Anda bisa menjadi pasangan yang lebih baik dan memilih pasangan yang lebih baik.
Kurang tujuan dan visi
Banyak hubungan tanpa tujuan atau visi. Tak mengejutkan jika hubungan seperti ini terjalin antara individu tanpa tujuan dan visi juga.
Tujuan adalah kesadaran mengapa ada dan apa yang dirasakan. Sementara itu, visi adalah apa yang Anda tunjukkan secara obyektif di masa depan untuk dicapai.
Banyak orang percaya menjalani hubungan saja akan membantu menemukan tujuan dan visi. Sayangnya, ini kerap kali memicu hubungan yang tidak terpenuhi.
Membuat tujuan dan visi lebih dulu dalam hubungan membantu untuk memenuhi kehidupan dan meminimalisasi hubungan yang tidak perlu. Beri waktu untuk mengetahui lebih nilai diri, menciptakan tujuan, dan visi.
Obat kesepian
Kesepian menjadi sinonim dari single dalam budaya kita. Dan, banyak orang ketakutan akan menjadi single seolah itu hidup dalam penjara.
Tetapi, kesepian tidak sama dengan menjadi single. Banyak orang menikah sering berkonsultasi dan mengeluh karena kesepian, tidak di dengar, tidak didukung, “merasa seperti orangtua tunggal," "merasa seperti tak punya teman sekamar."
Kesepian lebih pada hubungan dengan diri sendiri. Apa Anda mencintai diri sendiri? Apa memenuhi yang dibutuhkan? Apa memiliki hubungan dengan Tuhan atau kepercayaan lain?
Selesaikan rasa kesepian itu sebelum secara emosional terlibat dengan seseorang.
Tak masalah jadi pilihan
Ini juga menjadi tanda orang putus asa dan biasanya akan menyakiti diri sendiri. Dalam situasi ini, Anda merasa menerima perhatian lebih baik daripada tidak, dan tidak dihargai lebih baik daripada tidak ada yang tidak menghargai.
Ini adalah situasi lose-lose, bahkan jika menang dan menjadi satu-satunya yang mereka pilih, Anda harus mempertimbangkan apakah orang tersebut bisa berkomitmen hanya pada Anda.
Tidak bisa dijangkau
Ada lima bahasa cinta: kata-kata penguatan, menerima hadiah, melayani, waktu berkualitas dan sentuhan fisik. Jika bagian teratas bahasa cinta adalah melayani, Anda akan memilih untuk melayani pasangan karena Anda juga ingin diperlakukan sama. Tetapi, jika bahasa cinta mereka tertingginya kata-kata, mereka tidak menemukan apa yang mereka inginkan.
Mencintai pasangan hanya dengan cara Anda ingin untuk mencintai mereka, akan menyakiti hubungan kalian. Jadi, Anda perlu bisa dijangkau untuk bisa mendapat hubungan yang sehat. (asp)
