Mau Nikah Adat Jawa? Ketahui Dulu Makna di Balik Prosesinya

Resepsi Pernikahan Kahiyang Ayu & Bobby Nasution
Sumber :
  • Anadolu Ajansi/Yoma Times

VIVA – Menikah dengan adat tradisional sama populernya dengan konsep Barat dan minimalis. Khusus untuk pernikahan dengan adat Jawa tradisional, baik Solo, Yogyakarta, Banyuwangi, dan lainnya, masing-masing memiliki ciri khas dan filosofinya.

Jokowi Akan Hadiri Pernikahan Putra Sulung Paku Alam X

Apalagi dalam upacara pernikahan tradisional pasti ada makna di baliknya. Apa saja filosofi dari upacara pernikahan adat Jawa, berikut penjelasannya seperti dikutip dari rilis film Mantan Manten yang akan tayang di bioskop mulai 4 April 2019 mendatang.

Janur kuning

KGPAA Sri Paduka Paku Alam X Gelar Dhaup Ageng

Rasanya tak hanya di Jawa, janur kuning sudah menjadi penanda umum jika ada orang yang menikah. Makna simbolis dari janur kuning melengkung yang berada di pintu gerbang sang tuan rumah pengantin bermakna cita-cita mulia dan tinggi untuk menggapai cahaya Illahi dengan dibarengi hati yang bening.

Lawan Timnas Indonesia U-23, Pelatih Korea Khawatir karena Hal Ini

Daun sirih

Sebelumnya masing-masing mempelai telah dibekali dengan daun sirih (suruh) yang telah digulung untuk kemudian dilemparkan pada pasangannya masing-masing. Daun sirih ini memiliki simbol selaras, serasi dan seimbang. Hal ini hendaknya diperhatikan oleh mempelai dalam menjalani mahligai rumah tangga.

Orang yang berumah tangga diibaratkan sebagai daun sirih. Dalam bahtera rumah tangga hendaknya pasangan mempelai selalu seiya-sekata serta mengerjakan kewajibannya masing-masing.

Pemasangan daun kelapa bleketepe

Bleketepe adalah daun kelapa yang masih hijau dan dipasang mengelilingi area pernikahan. Itu merupakan simbol dari penyucian lokasi. Selain menyucikan lokasi, bleketepe juga bermakna tolak bala.

Diharapkan, dengan adanya bleketepe itu, sepanjang upacara perkawinan berjalan lancar dan terhindar dari hal jahat. Itu juga penanda bahwa di rumah itu akan ada hajatan besar. Sebagai tambahan, umumnya ada beberapa tandan pisang dan buah kelapa.

Siraman

Umumnya air untuk siraman ini diambil dari tujuh sumber mata air berbeda dan salah satunya adalah dari sumber mata air kediaman yang punya hajat. Dilanjutkan dengan sadeyan dawet, yaitu jualan dawet oleh orangtua mempelai putri yang melambangkan kemakmuran setelah berumah tangga.  

Umumnya untuk melaksanakan ini semua, ada seorang dukun manten atau lebih familiar disebut sebagai paes manten. Profesi inilah yang menjadi kunci dalam kelancaran upacara pernikahan yang sakral.

Siraman di President Suite Hotel Ritz Carlton, Mega Kuningan

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya