Keraton Solo Gelar Ritual Ngabekten Usai Lebaran Ketupat

Prosesi ngabekten dengan sungkem kepada raja keraton.
Sumber :
  • VIVA/Fajar Sodiq (Solo, Jawa Tengah)

VIVA – Keraton Kasunanan Surakarta atau Keraton Solo menggelar prosesi hajad dalem ngabekten atau tradisi sungkem kepada Raja Paku Buwono XIII Hangabehi, Sabtu, 15 Juni 2019. Ritual sungkeman yang diikuti ratusan sentana, abdi dalem dan masyarakat umum itu dilakukan di Dalem Sasana Handrawina.

Nikita Mirzani Tampil di Acara Pura Mangkunegaraan, Netizen Sindir Soal Fitri Salhuteru?

Ratusan abdi dalem telah datang ke komplek Keraton Kasunanan Surakarta sejak Sabtu pagi. Mereka datang dengan mengenakan pakaian adat berupa beskap jawi jangkep untuk pria dan pakaian kebaya lengkap dan sanggul.

Selain itu sejumlah masyarakat umum juga tampak hadir, di antaranya dari para anggota pencak silat Pagar Nusa dan lainnya. Mereka tampak berkumpul di pelataran Bangsal Parasdya di dalam komplek Keraton Kasunanan Surakarta.

Putra Mahkota Keraton Solo Terlibat Tabrak Lari yang Berakhir Damai

Setelah menunggu cukup lama, selanjutnya tabuhan gamelan dengan Gending Sri Katon pun sayup-sayup terdengar. Gending tersebut dimainkan sebagai tanda kehadiran sang raja yang keluar dari dalam ruangan. Raja Paku Buwono XIII tampak didampingi oleh permaisuri, GKR Paku Buwono berjalan menuju kursi yang telah disiapkan di Teras Sasana Handrawina.

Dalam prosesi Hajad Dalem Ngabekten ini, sang raja memberikan kesempatan pertama kepada warga untuk melakukan sungkeman. Selanjutnya satu per satu antrean dari para anggota silat Pagar Nusa maju untuk melakukan sungkem kepada sang raja.

Sedangkan, prosesi ngabekten untuk putra-putri dan sentana serta abdi dalem dilakukan di dalam Sasana Handrawina. Mereka pun satu per satu maju untuk sungkem kepada Raja Paku Buwono III Hangabehi.

Para abdi dalem Keraton Solo.

Pengageng Perintah Keraton Kasunanan Surakarta, KGPH Dipokusumo mengatakan prosesi hajad dalem ngabekten merupakan rangkaian upacara tradisi keraton yang dilakukan setelah bulan Ramadan selesai. Ritual sungkemangan itu digelar setelah perayaan Lebaran Ketupat.

"Untuk kegiatan ngabekten ini diselenggarakan sesuai bakdan syawal jadi bakdan ketupat. Ngabekten juga prosesi terakhir selama bulan Ramadan, pertama ada hajad malem selikuran, paring dalem zakat fitrah, grebel dan terakhir sungkeman," kata dia di Keraton Kasunanan Surakarta, Sabtu, 15 Juni 2019.

Menurut Dipo, hajad dalem ngabekten telah menjadi tradisi di Keraton Kasunanan Surakarta sejak dulu kala. Hanya saja untuk prosesi ritual ngabekten kali ini tidak hanya putra-putri dalem, sentana dalem dan abdi dalem, namun masyarakat umum diperbolehkan mengikuti prosesi sungkeman itu.

"Untuk kali ini yang kadawuhan sowan itu seperti putra-putri sendiri dan abdi dalem serta warga masyarakat Baluwarti. Masyarakat mendapatkan kesempatan yang pertama untuk ngabekten," kata dia.

Dalam prosesi tersebut seperti halnya silaturahmi saat perayaan Lebaran, para putra-putri dalem, sentana dalem, abdi dalem dan masyarakat umum akan mengucapkan selamat Hari Raya Idul Fitri kepada raja. Selain itu juga untuk saling bermaaf-maafan dalam momen tersebut.

"Awalanya prosesi ngabekten akan dilakukan di pagelaran keraton untuk masyarakat terbuka tapi setelah dipertimbangkan tidak jadi. Dengan mengajak masyarakat agar semakin memahami budaya tradisi yang bersumber dari keraton," ucapnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya