Dua Putri Indonesia Bikin Bangga, Suarakan Antikekerasan di PBB

Rizka Raisa Fatimah Ramli dan komik karyanya
Sumber :
  • Istimewa

VIVA – Dua remaja Indonesia mengukir prestasi membanggakan di panggung internasional. Mereka adalah Rizka Raisa Fatimah Ramli dan Roslinda Tamo Ina.

Dewan Keamanan PBB yang Gagal dalam Menjamin Perdamaian Dunia

Rizka merupakan remaja berusia 18 tahun asal Makassar, Sulawesi Selatan yang meluncurkan komik karyanya di kantor pusat UNICEF di New York, Amerika Serikat dalam kegiatan bertajuk Child and Youth Art, Advocacy and Action to be Safe to Learn: A Student Presentation on SDGs 4 and 16. Acara tersebut berlangsung di sela-sela High-Level Political Forum on Sustainable Development (HLPF) 2019 pada Selasa, 16 Juli 2019.

Komik yang menceritakan tokoh bernama Cipta, yang berhasil menghentikan aksi bullying dan menjaga perdamaian sekolah itu berhasil memenangkan Kontes Komik Superhero UNICEF 2019. Komik tersebut menjadi sumber inspirasi dan akan didistribusikan kepada para pelajar di lebih dari 100 ribu sekolah di seluruh dunia, termasuk di Indonesia.

Ban Ki Moon: Krisis Air Lebih Mengerikan dari Pandemi COVID-19

Prestasi yang diraih Rizka mendapat pujian Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Yohana Yembise.

“Kita harus dan akan terus mendukung pemimpin muda Indonesia, seperti Rizka agar semakin aktif menyuarakan semangat antikekerasan terhadap anak di sekolah,” ujar Yohana dalam keterangan tertulis yang diterima VIVA, Rabu, 17 Juli 2019.

Rusia Sebut Ukraina Bikin Senjata Biologis Didukung AS, Ini Kata PBB

Dalam acara tersebut, hadir pula Direktur Eksekutif UNICEF Henrietta Fore, dan berbagai kalangan, mulai dari pemerintah, sektor swasta, LSM internasional hingga lebih 100 anak-anak dan remaja dunia.

Selain Rizka, sehari sebelumnya Roslinda Tamo Ina, siswi kelas 3 SMP berusia 14 tahun asal Desa Kombapari, Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur (NTT) menyampaikan pidato yang menggugah publik di PBB mengenai upaya antikekerasan terhadap anak. Pidato tersebut disampaikan pada kegiatan Leave No Child Behind: Achieving the SDGs through Investing in the Rights of the Child di kantor pusat UNICEF di New York.

Hadir pada kegiatan tersebut adalah Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN) Indonesia Bambang Brodjonegoro serta Menteri Perencanaan Ghana, Menteri Urusan Anak dan Pemuda Irlandia, Wakil Menteri Perencanaan dan Investasi Vietnam dan Direktur Eksekutif UNICEF.

Kegiatan di kantor pusat UNICEF di New York

“Untuk seluruh anak di dunia, saya dorong agar kita semua berani menyuarakan opini kita. Jangan takut! Saya mau melihat dunia ini bebas dari kekerasan terhadap anak,” kata Roslinda dalam pidatonya yang disambut riuh tepukan tangan.

Melalui kegiatan advokasi Forum Anak Kombapari yang diketuai Roslinda sejak tahun 2018, berbagai perubahan positif telah terjadi di Sumba Timur. Saat ini, 100 persen anak telah berhasil memiliki akta kelahiran.

Sementara Bambang Brodjonegoro dalam pidatonya mengatakan bahwa partisipasi anak dalam proses pengambilan kebijakan nasional amat penting, terutama dalam upaya menghentikan kekerasan terhadap anak. Adapun Wakil Tetap Republik Indonesia pada PBB di New York, Duta Besar Dian Triansyah Djani menyampaikan rasa bangganya terhadap prestasi dua putri Indonesia yang menjadi inspirasi bagi anak-anak dan remaja di seluruh dunia.

"Rizka dan Roslinda berhasil mengharumkan nama Indonesia di PBB melalui karya dan semangatnya,” ujar Dian.

Berbagai kegiatan tersebut merupakan side-event di sela-sela HLPF 2019 di New York pada 9-18 Juli 2019. HLPF merupakan pertemuan PBB yang memantau pelaksanaan agenda Sustainable Development Goals (SDGs) 2030. Pemerintah Indonesia telah menyampaikan Voluntary National Report (VNR) kedua dalam upaya nasional untuk implementasi Agenda SDGs. (ldp)

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya