Yenny Wahid soal Isu Kesetaraan Gender di Indonesia

Yenny Wahid
Sumber :
  • VIVA/Isra Berlian

VIVA – Kesetaraan gender antara wanita dan pria di Indonesia ternyata belum sepenuhnya merata. Yenny Wahid yang menjadi salah satu pembicara dalam perhelatan akbar World Women Conference di Ritz Carlton menyebut bahwa masih ada persoalan struktural terkait kesetaraan gender. 

Yenny Wahid: Ambil Bansosnya, Coblosnya Tetap Nomor 3

Pertama, Yenny Wahid menyebut masih sedikitnya kesempatan bagi perempuan, terutama untuk mengisi posisi-posisi strategis di masyarakat. Bahkan kuota-kuota untuk keterwakilan perempuan dalam proses politik belum bisa terpenuhi.

"Walaupun sekarang 5 tahun kemarin kita lihat bahwa mulai ada peningkatan, misalnya berapa posisi strategis perempuan," kata dia di Ritz Carlton Jakarta, Kamis, 24 Oktober 2019. 

Banyak Guru Besar Kritik Jokowi, Yenny Wahid: Jadi Keprihatinan yang Luar Biasa

Yenny menjelaskan lebih lanjut beberapa faktor yang menyebabkan keterisian perempuan di beberapa sektor penting terhalangi, misalnya norma sosial. Fenomena ini disebut sebagai gelas kaca, di mana ada perasaan di diri perempuan untuk tidak aktif di luar rumah. 

Selain itu faktor norma di masyarakat, seperti perempuan yang tidak boleh berkeliaran di atas jam tertentu juga bisa menjadi faktor. Kemudian norma masyarakat yang mengatakan bahwa perempuan tidak usah berkarier, juga membuat perempuan enggan untuk menempati posisi strategis. 

Yenny Wahid: Negara Harus Hadir untuk Semua Anak Bangsa, Bukan Hanya Anak Satu Keluarga

“Kami pernah membuat survei nasional, salah satu pertanyaan adalah apakah perempuan boleh aktif di luar rumah. Jawaban laki-laki lebih setuju dengan pernyataan itu dibandingkan perempuan,” kata Yenny. 

Dari situ, diketahui bahwa salah satu hambatan struktural adalah perempuan itu sendiri. 

“Jadi di masyarakat kita laki-laki ternyata secara garis besar lebih mendukung emansipasi dan kesetaraan gender dibandingkan perempuan Indonesia itu,” kata dia. 

Kedua, terkait adanya kesenjangan pendapatan antara pria dan wanita. Yang mana kata dia, pendapatan wanita 30 persen lebih murah dibandingkan dengan pria untuk jenis pekerjaan yang sama. Ketiga, terkait dengan maternity health yakni stunting yang masih tinggi. 

Yenny menyebut bahwa Indonesia salah satu negara dengan angka stunting tertinggi di dunia. 30 persen anak balita penderita stunting di Indonesia ini persoalan yang harus dihadapi bangsa. 

“Meski sudah agak turun tapi harus lebih akseleratif upaya-upayanya agar persoalan-persoalan besar ini bisa diatasi,” kata Yenny. 

Yenny Wahid menjelaskan bahwa masalah-masalah terkait kesetaraan gender tidak bisa diatasi oleh pemerintah saja. Tapi juga harus melibatkan seluruh lapisan masyarakat, termasuk di antaranya jaringan-jaringan agama di seluruh dunia.

“Artinya dunia sudah menyadari bahwa ada sebuah kekuatan besar yang harus dibangkitkan untuk mengatasi persoalan-persoalan bersama ini. Tapi ini tergantung mau dirangkul apa enggak, mau digunakan atau tidak. Nah ada ruang yang tidak bisa diisi oleh pemerintah, hanya bisa diisi oleh organisasi masyarakat sipil,” kata dia. 

Untuk diketahui, Director World Women Conference 2019, Farida Bau menjelaskan World Women Conference 2019 digagas atas sebuah visi dan misi berharga yang mengupayakan pemberdayaan kaum perempuan dalam menghadapi tantangan zaman dan berkiprah gemilang dalam perannya masing-masing baik untuk keluarga maupun kehidupan kariernya. 

“Ajang WWC mengajak para Women Now untuk berbagi informasi dari berbagai topik yang akan didiskusikan. WWC diharapkan akan menjadi wadah para Womens Now untuk mendapatkan kebutuhan informasi agar bisa berbagi dan berperan sebagai ibu seutuhnya serta berkenan di mata Tuhan,” kata dia. 
 
World Women Conference 2019 akan menghadirkan pembicara-pembicara dan bahasan topik seperti Inez Kristanti – Intimate Communication, Alexandra Sadeli – God’s Secret Weapon, Veronica Colondam, Elisa Jonathan dan Yung Yung Pribadi – Next Generation, Anne Patricia – Winning Competition in Men’s World, Dato’ Sri Tahir – Turning Passion Into Vision, Marcia Julia – Maximize Your Business with Digital Marketing, Susy Kleo – Makeup 101, Vincent Raditya – Creativepreneur & Creative Thinking, Prof. Wimpie Pangkahila – Maintaining a Harmonious Marriage Life, Indri Pardede Aria – God’s Purpose for Women’s Life, dan masih banyak lagi pembicara dan topik lainnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya