Tripping Jump, Challenge Mematikan di Tiktok yang Banyak Makan Korban

Tripping Jump Challenge di Tiktok
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Demam Tik Tok telah melanda di seluruh dunia, tak terkecuali di Indonesia. Jika sedang membuka sosial media, banyak sekali pengguna sosmed yang mengunggah video kreasi Tik Tok mereka ke akun sosial media masing-masing. Bermain Tik Tok sah-sah saja, asal tidak membahayakan seperti tren tantangan yang berikut ini.

Viral Ayu Ting Ting Bagi-bagi THR Rp20 Ribu, Para Tetangga Akhirnya Buka Suara

Ya, sebuah tantangan yang disebut Tripping Jump Challenge pertama kali viral di Amerika Serikat, di mana dua anak menipu temannya untuk melompat, kemudian kedua temannya tersebut menendang kaki temannya dari belakang hingga terpelanting dan terjatuh dalam keadaan terlentang.

Tentu ini sangat membahayakan. Bahkan tantangan yang sedang viral di luar negeri itu telah menyebabkan beberapa orang kehilangan kesadaran langsung setelah terjatuh. Tidak hanya itu, seorang gadis dari Brasil bahkan kehilangan nyawa akibat lelucon konyol ini.

13 Tahun Punya Mobil, Suami Ini Andalkan Sang Istri Ketika Kesulitan Parkir di Rumah

Sebuah video Tripping Jump Challenge diunggah oleh pemilik akun Youtube Scootah_real V. Dalam video, dua teman menipu korban untuk berdiri di antara mereka dan menyuruh korban untuk melompat bersama. Saat sedang melompat, dua orang temannya langsung menendang kaki korban dari belakang hingga langsung terjatuh dengan mendaratkan bokong dan kepala terlebih dahulu.

Si korban langsung tidak berdaya dan kesakitan, hingga tidak mampu untuk berdiri. Namun teman-temannya hanya menertawakan dan menyeret temannya yang sudah tidak berdaya tersebut ke pinggir.

Kisah Perjuangan Vikyo, Dari Warnet Hingga sebagai Influencer

Banyak yang mengecam tantangan Tripping Jump Challenge ini. Seorang dokter Malaysia, Dr. Shazif Othman mengatakan lelucon ini akan berdampak buruk dan mengakibatkan beberapa keluhan, mulai dari sakit kepala, cedera fisik, hingga konsekuensi parah seperti stroke, kelumpuhan, dan cedera pada sumsum tulang belakang. 

Shazif menekankan lelucon ini tidak hanya dapat menyebabkan cacat permanen tetapi juga konsekuensi jangka panjang. Dia juga memperingatkan orangtua dan guru untuk mengawasi anak-anaknya agar tidak mengikuti tren internet ini untuk menghindari cedera dan kerusakan fisik yang tidak diinginkan. 

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya