China Beri Uang Tenaga Medis Korban COVID-19, Warganet Murka

Para tenaga medis di Wuhan, China, yang siap menolong pasien virus corona.
Sumber :
  • Twitter/@badiucao

VIVA – Para pahlawan nyata yang saat ini tengah melawan virus mematikan COVID-19 mencakup para tenaga medis, di mana tak hanya menguras tenaga mereka tapi juga berisiko terhadap nyawa. Sudah banyak tenaga medis di China yang harus meregang nyawa akibat ikut terinfeksi wabah tersebut.

KPK Periksa Anggota DPR Fraksi PDIP Ihsan Yunus soal Dugaan Korupsi APD di Kemenkes

Dikutip dari laman World of Buzz, lebih dari 1.700 tenaga medis terinfeksi COVID-19 dan 6 di antaranya meninggal dunia. Sebagai bentuk simpati, pemerintah China menawarkan kompensasi pada tenaga medis yang terinfeksi COVID-19 dengan uang sebesar 3000 yuan atau Rp5,8 juta.

Sementara, kompensasi juga ditawarkan pada keluarga yang ditinggal pergi akibat kematian pada tenaga medis yang dipicu oleh COVID-19 sebesar 5000 yuan atau sekitar Rp9,7 juta. Meski ini dilakukan sebagai bentuk kebesaran hati pemerintah China, namun komentar pedas diluncurkan masyarakatnya.

Singapore PM Lee Hsien Loong to Resign After Two Decades on Duty

Masyarakat menilai pemerintah tidak sensitif dengan melakukan hal tersebut bahkan seolah seperti sedang bercanda. Mereka juga menganggap bahwa harga nyawa dan kesehatan manusia dianggap terlalu rendah.

"Saya lebih baik mereka tidak memberikan uang sedikitpun. Harga 5000 yuan adalah hal yang sangat dianggap rendah," tulis salah satu akun di Facebook.

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

"Menurut saya, kehilangan anggota keluarga seperti ayah atau suami atau anak, akan memberikan rasa sakit yang tak ternilai," tulis akun lainnya.

Seperti diketahui, salah satu petugas medis yang meninggal dunia adalah dokter Li Wenliang. Dia adalah dokter yang pertama kali mewanti-wanti pada publik akan bahaya virus corona baru yang kini bernama COVID-19 tapi ia malah ditangkap oleh petugas karena dianggap menyebar info bohong.

Ketua Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Rahmat Bagja

Pilkada 2024 Berbeda dan Lebih Kompleks dibanding Pilkada Serentak Sebelumnya, Menurut Bawaslu

Ketua Bawaslu RI mengatakan bahwa Pilkada Serentak 2024 berbeda dan jauh lebih kompleks dibandingkan dengan penyelenggaraan pilkada serentak sebelumnya.

img_title
VIVA.co.id
22 April 2024