Pakai Pocong Agar Warga Tak Keluar Rumah, Indonesia Disorot Dunia

Pocong di Indonesia bantu bikin masyarakat di rumah aja.
Sumber :
  • MBC

VIVA – Jumlah kasus virus corona atau COVID-19 di Indonesia semakin mengalami peningkatan. Tercatat, data per 13 April 2020, jumlah kasus positif mencapai 4.557 orang. Sementara korban meninggal sudah 399 jiwa. Pemerintah pun terus mengimbau untuk tetap berada di rumah bahkan melakukan Pembatasan Sosial Berskala Besar untuk wilayah Jabodetabek. 

Menkes: Implementasi Nyamuk Ber-Wolbachia untuk Tanggulangi Dengue Mulai Bergulir

Serupa tapi tak sama, setiap wilayah menerapkan cara yang berbeda-beda untuk membuat warganya tetap berada di rumah guna memutus rantai penyebaran virus corona. Dan sebuah langkah unik pun diterapkan di Desa Kepuh, Purworejo, Jawa Tengah, hingga menjadi viral dan disorot dunia. 

Sebuah artikel di laman Independent, menyoroti kegiatan di desa tersebut yang dimaksudkan untuk menakut-nakuti warganya agar tak keluar rumah. Warga di sini menggunakan 'pocong' untuk berpatroli di jalan-jalan ketika malam hari. Mereka berharap pemandangan ini akan membuat siapa pun ketakutan dan memilih tinggal di rumah untuk bersembunyi di bawah selimut. 

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Anjar Pancaningtyas, ketua volunteer di desa tersebut mengatakan telah berkoordinasi dengan pihak kepolisian untuk ide tidak konvensionalnya tersebut. 

"Kami ingin tampil beda dan menciptakan efek jera karena 'pocong' seram dan menakutkan," ujarnya kepada Reuters, dilansir VIVA, Selasa 14 April 2020. 

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

Pocong jadi-jadian ini didandani persis seperti pocong sungguhan, lengkap menggunakan kain kafan serta wajah yang dicat putih dan hitam di bagian mata. Pocong-pocong ini ditempatkan di sudut desa yang sepi, namun sering dilewati para pemuda desa yang biasanya masih bandel untuk tetap keluar rumah.

Lucunya, bahkan ada beberapa 'pocong' yang ditempatkan untuk menjaga portal agar warga tidak bisa lewat. 

Cara unik sekaligus menakutkan ini terbukti efektif dapat membuat para warga di desa tersebut lari terbirit-birit dan lebih memilih untuk tetap berada di rumah. 

"Sejak pocong muncul, orangtua dan anak-anak belum meninggalkan rumah mereka. Dan orang-orang tidak akan berkumpul atau tetap di jalanan setelah salat malam," kata Karno Supadmo.

Sebagai informasi, sebelumnya, hal ini juga sempat diberitakan oleh media-media lokal Korea Selatan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya