Jeritan Suster Kristina yang Jauh dari Keluarga Demi Tangani COVID-19

Suster Kristina
Sumber :
  • Dokumentasi tvOne

VIVA – Wabah virus corona membuat para petugas medis harus berjuang keras menangani pandemi COVID-19. Mereka bahkan harus rela jauh dari keluarga demi membantu menyembuhkan para penderita COVID-19.

Prof Tjandra: Ramai Kasus Depresi di Kalangan PPDS, Ini 5 Rekomendasi Tindak Lanjut Perlu Dilakukan

Suster Kristina salah satunya. Perawat asal Ngawi, Jawa Timur ini sudah tak pulang ke rumahnya di Ngawi selama dua bulan. Suster Kristina, selama wabah virus corona bertugas di ruang IGD RSPI Sulianti Saroso. Selama dua bulan ini, dia jauh dari suami dan tiga anaknya yang masih kecil.

Kini, Suster Kristina tinggal di hotel kawasan Sunter. Bersama beberapa perawat dan dokter, mereka tinggal di hotel tersebut.

COVID-19 di Jakarta Naik Lagi, Total Ada 365 Kasus

Berusaha menahan rindu tak bisa bertemu keluarga, Suster Kristina memiliki motto, "Harus Menang Melawan Corona."

Foto ketika Suster Kristina menuliskan tulisan harus menang beredar luas di dunia maya. Ternyata, kata-kata itu ditulis dengan makna begitu dalam.

Kasus COVID-19 di DKI Jakarta Naik Sejak November 2023

"Saya berharap dalam menangani CIVID-19 ini, saya harus bertahan, tetap harus kuat, tetap harus hidup, jadi saya harus tetap menang," katanya saat diwawancara tvOne lewat pogram "Di Balik Wabah Corona", Kamis, 16 April 2020.

Suster Kristina pun menjelaskan, saat ini RSPI Suianti Saroso tempatnya bekerja dijadikan pusat rujukan untuk pasien COVID-19. Sebelumnya rumah sakit tersebut diketahui sebagai rumah sakit rujukan infeksi.

"Tapi sekarang hanya untuk penanganan COVID-19," kata Suster Kristina.

Sebelum virus corona dinyatakan sebagai pandemi, Suster Kristina mengaku hanya menangani maksimal lima pasien. Tapi kini, dalam sehari bertugas, dia bisa menangani 9-10 pasien.

"Kita rawat pasien itu beberapa hari di IGD, jam kerja masih sama, standar seperti biasa, masih dapat libur," katanya.

Suster Kristina pun mengaku, selama jauh dari keluarga, dia hanya bisa melakukan komunikasi lewat video call. Seringkali ia merindukan anak-anak, namun, demi bertugas, ia harus memendam rindu. Suster Kristina pun bercerita, sebelum wabah virus corona, dia bisa pulang kerumah dua kali sebulan.

Mendengar cerita Kristina, tvOne pun mempertemukan sang suster dengan keluarganya. Saat bicara lewat telepon, Kuroji sang suami memperlihatkan kondisi keluarganya termasuk tiga anak Kristina. Kuroji mengaku kangen, apalagi anaknya yang paling kecil seringkali bertanya, kapan ibunya pulang.

"Yang sering tanya yang kecil, kakaknya yang selalu jawab, 'Ibu belum pulang dek, lagi usir zombie corona'," cerita Kuroji.

Lewat kesempatan itu Suster Kristina pun berpesan pada anak-anaknya. "Buat anak-anakku, Mas Rido, Almaira, Adek Adifa sabar ya, kalian harus juga nurut sama ayah kalian, belajar di rumah, main di rumah, untuk sementara jangan keluar-keluar dulu. Ibu di sini mau suntikin virus-virusnya biar gak ada lagi zombie di luar," katanya sambil menyeka air mata.

Kuroji pun memberikan semangat untuk istri juga ibu dari anak-anaknya. "Untuk ibu, kami sekeluarga ucapin tetap semangat karena ibu adalah pejuang bagi kami, bagi negara dan dunia."

Kristina pun langsung teringat anaknya yang paling kecil Adifa usia tiga tahun. Si kecil selalu marah-marah saat tahu, ibunya belum juga bisa pulang ke rumah. "Dia lebih sering marah, ibu kok gak pulang-pulang si, kok lama banget pulangnya."

Suster Kristina pun mengaku, sangat sulit menjelaskan alasan mengapa dia belum bisa pulang ke rumah pada Adifa. "Dan saya enggak tahu ya sampai kapan pandemi ini berakhir," katanya.

Suster Kristina pun menyelipkan pesan untuk pemerintah, agar keluarganya yang ditinggalkannya di kampung demi bisa ikut merawat pasien corona ikut diperhatikan. "Saya harap ada upaya pemerintah untuk memastikan keluarga kami baik-baik saja. Apakah kebutuhannya tercukupi atau tidak. Entah itu dari dinas sosial, atau darimana saja, tengoklah keluarga kami, karena kan pasti bukan saya saja yang merasakan hal ini," pesannya sebagai jeritan hati untuk pemerintah.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya