Tradisi Kirim Hampers Lebaran, Perlu Dibalas Gak Sih?

Parsel Lebaran.
Sumber :
  • VIVAnews/Fernando Randy

VIVA – Tradisi mengirim hampers atau parsel sudah begitu mendarah daging di sejumlah negara di dunia, termasuk Indonesia. Mengirim hampers sering dilakukan orang ketika ada momen tertentu, mulai dari ulang tahun hingga hari raya.

Hampers Raffi-Gigi Buat Rekan Artis Jadi Sorotan, Netizen: Boxnya Lebih Mahal dari Isinya

Biasanya orang sudah mulai mengirimkan hampers Lebaran untuk orang-orang terdekat atau kerabat serta relasi kantor sejak awal bulan puasa.

Nah, tampaknya tradisi ini juga menimbulkan pertanyaan bagi sebagian orang. Apakah kita harus membalas hampers yang kita terima dari orang lain?

Penjual Parsel Lebaran di Depok Kebanjiran Order, Pesanan Naik 3 Kali Lipat

"Ditengah hari raya seperti ini yang berarti ada momentum, apakah pemberian bingkisan menjadi kewajiban? Karena jujur, saya merasa sedikit terbebani secara moral dan materi untuk membalas "utang" dari bingkisan yang diperoleh yang mana mgkn kondisi ekonomi saya tidak ingin dialokasikan ke hal yang bukan kebutuhan/urgensi berdampak," tulis seseorang yang pertanyaannya ini diunggah oleh akun Instagram @jouska_id.

"Bagaimana mengenai hal ini karena jujur secara tidak langsung membuat keborosan untuk hal yang diciptakan orang lain dengan beban moral dan materi?" tambah orang yang tak disebutkan namanya itu.

Jelang THR Cair, Ini 5 Tips Kelola THR dengan Bijak Biar Gak Cepet Abis

Akun @jouska_id itu pun bertanya mengenai hal tersebut kepada warganet.

"Fenomena hampers. Ada yang bilang ini jebakan. Ada juga yang gak enakan kalo hampersnya gak dibalikin. Gimana? Apakah hampers adalah sebuah kewajiban?" tulis mereka dalam keterangan foto.

Salah seorang pengusaha hampers pun turut memberikan komentar. Menurutnya, tradisi hampers sudah ada sejak lama dan tak mungkin hilang, terutama saat momen hari raya.

Ia mengatakan, soal kewajiban atau tidak untuk membalas parsel yang kita terima dari orang lain itu sepenuhnya kembali lagi pada pada masing-masing individu dan institusi.

"Mayoritas yang memberikan hampers itu ingin menunjukkan "gratitude", "affection", tanda perhatian, tanda kasih sayang. Bentuknya bisa macam-macam. Salah satunya hampers," ucapnya.

Ia juga mengatakan bahwa perlu atau tidaknya membalas kiriman parsel kembali pada kondisi pribadi keuangan dan keinginan masing-masing.

"Rata-rata orang kalau ngasih hampers ikhlas kok ga berharap balasan, tapi jangan lupa ucapkan terima kasih ya sebagai bentuk apresiasi," tambahnya.

Warganet juga memberikan beragam komentar mengenai hal ini.

"Enaknya jadi orang yang bodo amat. pas ngasih, ngasihnya juga ikhlas, dan ga sampai overthinking mengharapkan ada kiriman hampers balik," kata warganet.

"Enggak wajib, kalo mampu aja. Daripada maksa kirim hampers, tapi lebaran malah nyeduh mie instan," ucap yang lain.

"Kewajiban sih engga, tapi gak enak kalo gak ngebalikin," ujar warganet lain.

"Pertemanan kan gak dinilai dari lu kirim hampers ke gue apa gak," tulis warganet.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya