Mitos Banyak Tumbal di Pantai Selatan Jogja, Ini Penjelasan Ilmiahnya

Ilustrasi gelombang tinggi Pantai Selatan
Sumber :
  • ANTARA FOTO/Hafidz Mubarok

VIVA – Beberapa pantai di selatan Yogyakarta, menyimpan berbagai misteri. Salah satunya Pantai Parangkusumo, yang dipercaya oleh masyarakat Yogyakarta dan Jawa, sebagai gerbang dunia nyata menuju dunia gaib.

Tim Sar Temukan Mahasiswa Spanyol yang Hilang Terseret Ombak Pantai Selatan Malang

Legenda mengenai keberadaan Ratu Pantai Selatan atau Nyi Roro Kidul juga sangat populer di sana. Bahkan, banyak mitos yang berkembang bahwa sang Ratu lah yang memiliki kuasa atas hantaman ombak keras di Samudera Hindia. 

Selain itu, banyak pula kabar yang beredar mengenai korban yang sering terseret ke tengah laut, karena melanggar aturan dengan memakai pakaian berwarna hijau saat berkunjung ke Pantai Laut Selatan. Lalu, benarkah orang-orang yang menjadi korban itu atas kehendak Nyi Roro Kidul atau murni peristiwa alam?

Ganjar: Perbaikan Jalan Daendels Pantai Selatan Dimulai Tahun Ini

Baca juga: Menguak Misteri Pantai Laut Selatan, Gerbang Menuju Dunia Ghaib

Aryono, Reporter Historia.id, mengatakan, Pantai Selatan memang dikenal menyimpan banyak misteri. Di antaranya sering terjadi kecelakaan di laut, mengambil banyak korban, bahkan ada pelarangan pengunjung memakai baju hijau. Namun, terlepas dari itu semua, mitos ini bisa dijelaskan secara ilmiah. 

Waspada! Potensi Gelombang Laut Hari Ini, Pantai Selatan Jawa 4 Meter

"Dalam beberapa kajian yang sudah dilakukan, maraknya korban di Pantai Selatan itu karena tarikan pergerakan massa air arus yang ke laut," ujarnya saat Jelajah Destinasi Virtual Ratu Pantai Selatan Mitos atau Fakta, yang diselenggarakan baru-baru ini. 

Menurut Aryono, kita bisa membuktikannya dengan menggunakan botol kosong. Botol itu kita lemparkan ke laut, jika botol tersebut terapung dan kembali ke pantai, berarti arus lautnya minimal. Tapi, jika botol itu terbawa ke tengah laut, berarti pantai itu memiliki arus yang kuat atau tinggi. 

"Nah, kebetulan dalam penelitian itu, Parangtritis itu yang tergolong tinggi. Makanya di sana banyak petugas, banyak rambu-rambu. Nah, ini yang penting kesadaran dari pengunjung itu sendiri soal rambu-rambu ini gak bisa dianggap remeh. Baik kita ke pantai, gunung, ada rambu-rambunya," kata dia. 

Aryono memperingatkan, sebagai wisatawan yang bijak. Selain menikmati keindahan tempat wisata, kita juga tidak boleh abai atau melanggar aturan yang sudah diterapkan di tempat tersebut.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya