Mengejutkan, Anne Avantie Stres dan Depresi, Karyawan Dirumahkan

Anne Avantie
Sumber :
  • Youtube

VIVA – Desainer terkenal Anne Avantie ternyata juga ikut terkena dampak pandemi COVID-19. Meski dikenal sebagai desainer kreatif yang menciptakan banyak karya di tengan pandemi COVID-19 yang berlangsung lama, Anne Avantie juga merasa tak berdaya. 

PM Singapura Lee Hsien Loong Mundur dari Jabatan, Ini Sosok Penggantinya

Layaknya manusia biasa, Anne Avantie mengaku tak bisa berbuat apa-apa untuk karyawannya yang berjumlah kurang lebih 600-an orang. Lewat Channel YouTube milik Daniel Mananta, ternyata Anne Avantie bicara, mengaku bahwa keterpurukannya membuat dia stres hingga akhirnya depresi

Dengan penuh kejujuran, Anne Avantie menceritakan, depresi itu ia alami ketika di tengah pandemi, ia tak bisa menghidupi para karyawannya. Anne Avantie mengaku bagai diguncang bencana yang tiba-tiba usahanya  berhenti, karyawan harus dirumahkan, hingga produksi berhenti. Sejumlah tokonya harus tutup selama 8 bulan. 

Idap Gangguan Identitas Integritas Tubuh, Pria Ini Minta Dokter Potong 2 Jarinya yang Sehat

"Saya ingin ketika berjumpa kita bicara kejujuran, itu membuat saya jadi stres, depresi,. Kita tiap orang punya kekurangan, jangan terlalu lama dinikmati depresi. Memang kalau pada pandemi ini gak stres kamu sombong, peristiwa itu kita merasakan hal yang sama, bahwa hanya beberapa orang yang mau cerita. Dan aku mengakui bahwa aku stres, aku papa, karena begitu banyak jiwa bergantung di bawah yayasan Anne Avantie dan aku gak bisa berbuat apa apa aku gak bisa menolong kamu," ceritanya. 

Anne Avantie pun memutuskan untuk lebih dulu menolong dirinya sendiri. Ia pun mengaku, baginya, depresi yang dialaminya cukup berat. Depresi yang dirasakannya seolah merupakan beban berat tapi tidak bersolusi. Seperti apa depresi yang dia rasakan? Simak penuturannya berikut ini. 

Salat Id di Masjid Agung Al-Azhar, JK Ngaku Senang Lebaran Kali Ini Ramai

"Gak bisa berbuat apa-apa, kehilangan harapan yes. Seperti ada di lautan ada orang tenggelam ban nya cuma satu, kalau ban ini buat berdua kita mati dua-duanya, kalau aku pakai sendiri, sejenak aku menghela napas dan cari tenaga mungkin aku bisa meraih tanganmu, saya menerima depresi itu," katanya. 

Sebagai anak manusia yang ber-Tuhan, Anne mengaku tidak mau menolak timbulnya depresi dalam dirinya. Untuk menenangkan diri, Anne Avantie sempat melarikan diri. Anne benar-benar awalnya tak bisa terima ketika menyadari produksinya harus berhenti. Biasanya di pabrik ramai motor berjajar parkir, hal itu tak tampak. Sebagian besar karyawan dirumahkan, hingga Anne Avantie merasa tak enak makan. Karena memikirkan hal itu, Anne Avantie memilih melarikan diri. 

"Gak tahu lagi mau dapat duit dari mana. Aku tidak punya pilihan saat itu, saya harus berjuang saya harus menguatkan diri saya sendiri, saya lari  ke Goa Bunda Maria."

Dua minggu ada di  dekat lereng Gunug Lawu, hidup bukan dalam kemewahan, sehari-hari Anne hanya berdialog dengan alam dan bercerita pada Bunda Maria yang Kudus. 

"Saya berpikir apakah profesi saya akan berakhir, kemudian ada bisikan, bikin APD tapi jangan dijual, Tuhan membisikkan itu pada saya," katanya. Setelah mendapat bisikan, apa yan terjadi?

Setelah mendapat bisikan itu, Anne Avantie menuruti. Tak disangka puluhan ribu bahkan ratusan ribu APD dihasilkannya. Tuhan kata Anne, memberikan air mata baru lewat air mata doanya. 

"Tuhan berikan solusi buat saya, tempat kerja saya berubah jadi lautan plastik, puluhan ribu ratusan ribu tidak saya logika, saya bikin jaket pelindung diri yang booming, di situlah saya mulai berpikir harus menyelamatkan diri sendiri merasa yakin saya bisa melakukan sesuatu, kemarin itu sudah berlalu, saya buka lembaran baru," katanya. 

"Saat ini, hari ini, seperti berlian ditanam tumbuh, bertunas baru, tunas inilah yang membuat saya sekarang bertumbuh-bertumbuh," kisahnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya