Ustaz Adi Hidayat Bocorkan Tata Cara Mandi Junub Sesuai Sunnah Nabi

Ilustrasi mandi.
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Membersihkan tubuh usai berhubungan intim antara suami istri merupakan hal yang wajib untuk dilakukan oleh para muslim. Dengan membersihkan secara tepat dan menyeluruh, diharapkan hal itu dapat memberikan pahala yang melimpah serta keberkahan pada pernikahan tersebut.

Sempat Dilarang Nabi, Bagaimana Hukum Ziarah Kubur di Hari Lebaran? Ini Penjelasan Ustaz Adi Hidayat

Dituturkan Ustaz Adi Hidayat, sunnah Nabi Muhammad SAW dalam berhubungan badan dimulai dengan momen tepat yang dilakukan bersama pasangan. Dalam sunnahnya, Rasulullah selalu berhubungan intim setiap malam hari, dan tak pernah ada riwayat yang mengatakan beliau berhubungan badan di siang hari.

"Usahakan semaksimal mungkin berhubungan badan di malam hari sesuai sunnah. Tidak ada larangan untuk melakukannya di siang hari tapi kalau mau mengkuti sunnah nabi, lakukanlah di malam hari," ujar Ustadz Adi Hidayat dalam tayangan Youtube.

Terpopuler: Ciri Malam Lailatul Qadar, Konsumsi Garam Berlebih Sebabkan Masalah Seksual

Usai berhubungan intim, Nabi SAW selalu langsung membersihkan diri. Adalah mandi junub, cara membersihkan yang Islami usai berhubungan badan suami istri. Kendati demikian, banyak yang belum memahami cara tepat untuk mandi junub agar kotoran di tubuh bisa dibersihkan dengan semaksimal mungkin.

Menurut ustaz Adi Hidayat, mandi junub berasal dari kata janab, yang berarti semua sisi tersapu bersih. Artinya, mandi junub harus mampu membersihkan setiap kotoran sekecil apapun yang ada di sela-sela terkecil di bagian tubuh.

Jangan Abaikan Tanda Ini, Ustaz Adi Hidayat Ungkap Ciri Malam Lailatul Qadar

"Mandi itu semua sisi bagian harus tersapu dengan air. Bukan seperti mandi biasa, tapi semua sisi mesti terbasuh," terangnya.

Lantas, bagaimana tahapannya?

Menurut hadist dari istri nabi, Aisyah, ada empat tahapan dalam melakukan mandi junub. Pertama, mengambil air di gayung lalu membasuh kedua tangan.

Kedua, Nabi SAW selalu berwudhu seperti untuk shalat. Ketiga, tuang air di gayung ke tangan lalu gunakan untuk mebasahi sela-sela rambutnya. Terakhir, membasuh secara keseluruhan.

"Tidak bisa langsung menyiram air ke kepala. Lakukan tahapan itu dulu baru boleh ambil air lalu siram ke kepala keseluruhannya," jelas Ustaz Adi Hidayat.

Sementara menurut Hadist istri nabi, Maimunah, terdapat empat cara juga namun ada sedikit perbedaan. Pertama, ambil air untuk membasuh kemaluan dengan tangan kiri. Selanjutnya, membasahi sela-sela rambut. Bagi perempuan, boleh diikat untuk kemudian diguyur agar merata. Setelah itu, berwudhu namun tidak sampai kaki. Terakhir, siram kepala secara menyeluruh.

Dari dua riwayat tersebut, maka ulama menggabungkannya dengan beberapa tahapan yang lebih komplit. Pertama, mencuci tangan terlebih dahulu. Kemudian, basuh kemaluan dengan tangan kiri. Setelahnya, cuci tangan pakai sabun.

Lalu, basahi sela-sela rambut, kemudian basuh kepala. Selanjutnya wudhu seperti layaknya untuk shalat, sampai kaki.

"Baru setelah itu dibasuh secara keseluruhan, mandi dengan rapi, dan tidak perlu berwudhu lagi," terang Ustaz Adi Hidayat.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya