-
VIVA – Sampah masih menjadi permasalahan yang kerap dijumpai di berbagai daerah di Tanah Air. Dampaknya sudah cukup nyata, seperti banjir yang baru-baru ini melanda beberapa wilayah Ibukota, yang mana akan berakibat pada kesehatan manusia itu sendiri.
Setiap tahunnya, 6,8 juta ton sampah plastik dihasilkan. Sementara, 620 ribu ton masuk ke sungai, danau, dan laut yang mana sangat berkonstribusi dalam pencemaran lingkungan.
Direktur Jenderal Pengelolaan Sampah, Limbah, dan Bahan Beracun Berbahaya, Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Republik Indonesia, Rosa Vivien Ratnawati menyebut bahwa target saat ini adalah mengurangi sampah 30 persen. Untuk mencapai kebersihan lingkungan yang maksimal, target pengurangan itu meningkat hingga 70 persen sampah pada 2025.
"Mengurangi sampah 30% dan menangani sampah 70% pada tahun 2025, maka Pemerintah tidak bisa sendiri. Keterlibatan Pemerintah Daerah, dunia usaha, LSM, komunitas, organisasi keagamaan, pelajar dan mahasiswa, organisasi perempuan, serta masyarakat luas sangatlah dibutuhkan," kata Rosa dalam acara yang digagas Danone, baru-baru ini.
Berdasarkan data Sustainable Waste Indonesia (SWI), Bank Sampah berkontribusi dalam mengumpulkan 2,7% dari 0,421 juta sampah plastik paska konsumsi. Selain itu Bank Sampah juga memiliki peran penting dalam tumbuhnya ekonomi sirkular dengan menyediakan sampah plastik terpilah dengan kualitas baik dan bersih sekaligus sebagai bentuk edukasi masyarakat untuk melakukan pemilahan sampah.