3 Masalah Finansial di Kalangan Generasi Muda, Jangan Terlena

Ilustrasi mengelola keuangan.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Memasuki usia 20an, tidak sedikit dari kita yang sudah merasa terlena dengan kehidupan. Terlebih ketika kita sudah memiliki pendapatan sendiri, secara tanpa sadar kita sering menghabiskan pendapatan kita lebih banyak untuk memenuhi gaya hidup.

Keuangan Semakin Inklusif Untuk Penyandang Disabilitas

Kondisi ini akhirnya berimbas pada kebiasaan buruk dalam mengelola keuangan. Jika ini terus dibiarkan, dapat membuat masalah keuangan semakin besar. Dalam acara Financial Fitnes #TAYTB Show Special Edition, Direktur OCBC, Ka Jit menyebutkan tiga masalah utama finansial di kalangan generasi muda.

Pengetahuan yang kurang

Memahami Pentingnya Literasi Keuangan: Kunci untuk Keberhasilan Finansial

Dijelaskan oleh Ka Jit bahwa pengetahuan anak muda untuk mengelola uang sangat kurang. Umumnya, mereka mulai bisa mengerti untuk mengelola finansial yang setelah mereka menikah. Padahal hal tersebut, kata dia terlambat.

"Kita sudah menikmati pendidikan formal dari SD sampai kuliah 16 tahun, selama 16 tahun itu kita diajarkan tentang pengetahuan umum, bagaimana berkontribusi untuk mendapatkan pendapatan. Namun pendidikan untuk mengelola keuangan tidak diajarkan di pendidikan formal," kata dia, Senin 15 Maret 2021.

Percepat Keuangan Daerah dan Inklusi, Walikota Jaya Negara Bersama OJK Luncurkan TPAKD

Kebiasaan

Ka Jit menjelaskan bahwa kebiasaan seseorang ini dipengaruhi oleh sifat masyarakat yang konsumtif. Sebagai contoh ketika melihat diskon, seseorang ingin membeli barang tersebut. Atau sering membeli barang-barang karena perasaan emosional.

"Lihat saingan atau lihat orang disebelin punya sesuatu yang bagus dan tidak mau kalah yang punya. Tuntutan seperti itu yang membuat habit yang rusak, sehingga kita bisa bilang kebiasaan mengelola uang yang tidak sehat," ujar dia.

Mindset

Mindset atau pola pikir yang salah sering kali membuat masyarakat menghabiskan uang tanpa sadar. Misalnya saja seperti contoh yang dialami oleh Ka Jit, di mana dirinya sempat mengikuti kelas gym namun hanya bertahan selama beberapa pekan, padahal dirinya sudah membayar biaya gym selama satu tahun.

"Jadi dulu saya pernah overweight, tren lihat teman-teman pergi ke gym yang berhasil akhirnya ke gym. Bayar gym biasanya sepaket satu tahun. Rajin habis dua bulan berbagai macam alasan kemudian tidak lanjut. Karena saya menjalankan itu karena mindset yang salah. Mindset berubah ketika istri saya melahirkan anak kedua, jadi waktu itu baru sadar. Kalau saya ada apa-apa kayaknya enggak benar," tuturnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya