Jangan Buang Sembarangan, Ini 5 Cara Kurangi Sampah Makanan

Ilustrasi makanan .
Sumber :
  • The Financial Express

VIVA – Dalam beberapa tahun terakhir, masalah sampah makanan sudah menjadi isu global yang patut diperhatikan, khususnya di Indonesia. Indonesia diketahui menempati peringkat kedua sebagai negara penghasil food waste atau limbah makanan tertinggi di dunia setelah Arab Saudi. 

Hal ini didasarkan pada laporan Fixing Food: Towards the More Sustainable Food System yang dirilis The Economist pada 2011. Dalam laporan tersebut dinyatakan bahwa rata-rata orang Indonesia membuang pangan sekitar 300 kilogram setiap tahunnya.

Untuk mengurangi sampah makanan, ada beberapa cara yang bisa kita lakukan. Apa saja? Berikut ini beberapa cara mengurangi sampah makanan seperti dilansir dari laman Medical News Today.

Hindari membeli terlalu banyak

Salah satu cara paling sederhana untuk menghindari sampah makanan adalah dengan membeli lebih sedikit makanan. Pilihlah untuk melakukan belanja mingguan secara singkat dapat mencegah orang membeli terlalu banyak makanan dan membantu mengurangi limbah makanan.

Berpikir dua kali sebelum membuang makanan

Cara mengurangi sampah makanan selanjutnya dengan berpikir ulang sebelum membuang makanan. Dalam hal ini, jika menemukan sayuran dan buah yang mungkin sedikit melunak atau layu ketika sudah hampir matang.  Anda bisa mengolahnya menjadi tambahan untuk sup, smoothie, atau hidangan panggang.

Selain itu, Anda juga bisa menggunakan sisa sayuran untuk membuat kaldu sup. Bahkan roti yang telah kadaluwarsa bisa dibuat menjadi roti panggang atau remah roti. Sebab, kata "best before" pada produk makanan bisa menyesatkan, jika produk masih tampak segar dan dapat digunakan, biasanya tidak masalah untuk memakannya.

Buat daftar belanjaan

Membuat da membuat daftar belanjaan sebelum pergi ke toko dapat membantu orang menghindari pembelian makanan yang tidak perlu dan mengurangi potensi limbah.

Terapkan sistem FIFO

Mengatur lemari es dan dapur dapat membantu orang melacak apa yang mereka miliki di rumah dan membantu mereka mengidentifikasi makanan yang siap untuk dimakan.

“FIFO” adalah singkatan dari “masuk pertama, keluar pertama” dan merupakan cara yang berguna untuk mengatur makanan di rumah. Banyak restoran dan toko bahan makanan menggunakan sistem ini untuk mengurangi limbah juga.

Menempatkan makanan yang baru dibeli di bagian belakang lemari akan mendorong orang untuk menggunakan makanan di barisan depan terlebih dahulu, yang akan memastikan kesegaran dan mengurangi limbah.

Misalnya, jika seseorang menyimpan banyak kaleng di rumah, pastikan kaleng yang paling dekat dengan tanggal kadaluwarsanya ada di depan lemari dan gunakan dulu.

6 Makanan yang Sebaiknya Dihindari saat Menikmati Secangkir Kopi

Olah menjadi pupuk kompos

Kebanyakan saat mengolah makanan kita meninggalkan sisa-sisa mulai dari batang, kulit, dan potongan makanan yang tidak dapat digunakan. Bahkan bubuk kopi dan daun teh bisa menjadi tambahan yang bagus untuk tumpukan kompos.

Tantrum pada Anak, Apakah Ada Kaitannya dengan Makanan yang Dikonsumsi Sang Ibu Selama Kehamilan?

Membuat pupuk kompos adalah salah satu cara untuk membantu mengurangi limbah dengan mengubah sisa-sisa ini menjadi pupuk yang kaya nutrisi.

Bagi masyarakat yang tidak memiliki taman atau ruang untuk komposter atau tumpukan kompos, banyak kota menjalankan program pengomposan. Salah satunya adalah program yang dilakukan oleh IKEA Food bersama Waste4Change juga secara aktif mengelola limbah makanan yang dihasilkan dari dapur untuk menghindari limbah makanan berakhir di TPA dengan mengolah kembali menjadi sumber energi lain seperti kompos. 

Trik ala Tasya Kamila agar Anak Gak Gampang Sakit, Bisa Dicontek Bun!

Tahun ini, bersama dengan Kedutaan Besar Swedia dan Greeneration Foundation, IKEA Indonesia berinisiasi untuk menjangkau anak-anak dalam edukasi limbah makanan dengan program Indonesian Children Care for the Environment (ICCFTE). 

Program ini ditujukan untuk mengedukasi anak-anak untuk menghargai makanan, serta tentang pengajaran pengelolaan limbah makanan. Salah satu rangkaian dari program ini adalah peluncuran buku cerita anak-anak berjudul ‘BANA - Si Pisang Berjalan-Jalan’.

Buku ini bercerita tentang karakter pisang bernama Bana yang ingin berguna bagi lingkungan sekitar yang menggambarkan kisah Bana dan teman-temannya selama perjalanan hidup sejak dipetik hingga dikonsumsi.

 Buku ini diluncurkan dengan harapan agar anak dapat lebih menghargai setiap makanan agar tidak terbuang sia-sia, serta mengerti akan pemanfaatan limbah makanan untuk dijadikan produk lain yang turut bermanfaat bagi lingkungan sekitar. 
 
“Kami selalu percaya bahwa makanan terlalu berharga untuk dibuang. Kami mengajak orang tua untuk mendidik anak-anak dan menanamkan kebiasaan baik untuk menghargai makanan melalui cara-cara yang menyenangkan dan mudah dipahami," kata Food Commercial Manager IKEA Indonesia, Ririh Dibyono, dalam keterangannya. 

Selain itu, pihaknya juga telah concern untuk fokus pada upaya pencegahan sampah makanan dan daur ulang, salah satunya dengan menggunakan teknologi waste watcher, sistem timbangan pintar yang dapat mengukur dan merekam limbah pangan yang dihasilkan setiap harinya.

Selanjutnya, IKEA akan menganalisa cara terbaik untuk mengurangi limbah yang dihasilkan berdasarkan laporan tersebut. Dengan menggunakan sistem penimbangan ini, IKEA Food berhasil mengurangi limbah makanan sebesar 31% atau setara dengan 15,000 makanan pada 2019 hingga 2020.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya