- Freepik
VIVA – Agama Islam mengajarkan kita untuk menghindari penyakit hati. Penyakit hati di sini bukan penyakit yang berkaitan dengan fisik atau tubuh, melainkan yang bisa memengaruhi sifat dan karaktermu.
Bukan cuma mengurangi pahala, ternyata penyakit hati juga bisa membuat kamu jatuh sakit bahkan mati mendadak. Dokter sekaligus pendakwah Islam, dr. Zaidul Akbar mengatakan 'ain atau pandangan jahat sebagai salah satu contohnya.
Dalam sebuah video yang diunggah di Instagram, dokter Zaidul memberikan contoh kejadian yang dia alami sendiri terkait dengan 'ain ini.
"Saya 2 minggu waktu sakit Masya Allah gak jelas sakitnya apa. Bayangkan itu setiap menjelang Magrib itu demam sampai Isya. Isya menjelang malam itu sakit kepala dan cuma di bahu doank. Cek semua gak ada apa-apanya. Sembuhnya dengan apa? Umroh," kata dia dalam video yang diunggah di Instagram @jurussehatrasulullah_, dikutip VIVA, Jumat 14 Mei 2021.
Maka dari itu, pria yang juga menjadi konsultan sekaligus praktisi pengobatan sunah Indonesia itu memperingatkan kita agar hati-hati dalam menjaga hati.
"Maka, hati-hati dengan hati. Dan pandangan seseorang itu dengan pandangan yang tidak baik maka, apa yang terjadi? Dia bisa melempar 'ain. Dengan segala keburukan sifatnya tadi. Akhirnya bisa membuat orang lain bisa jadi jatuh sakit," terang dia.
Menurut Al-hafidz Ibnu Hajar Al-Asqalani, Al-'Ain adalah pandangan yang bercampur dengan kedengkian seseorang yang bertabiat buruk sehingga membahayakan orang yang dilihat.
Lebih lanjut Zaidul membuktikan dengan sebuah hadis bahwasanya banyak umat Rasulullah SAW yang sebenarnya bisa mati hanya karena 'ain.
"Jadi kata Nabi SAW: Kalau lah bukan karena rahmat Allah, maka akan banyak umatku yang mati karena 'ain," tuturnya.
Berkaca dari hadis tersebut, Zaidul bahkan mengatakan seseorang bisa saja mati mendadak hanya karena 'ain.
"Jadi, kalau Anda lihat ada orang tiba-tiba mati mendadak kemungkinan besar karena 'ain ini. Maka jangan suka menduga-duga. Jangan suka berpikir yang enggak-enggak. Berpikirnya yang iya-iya aja," pungkas dr. Zaidul Akbar.
