5 Tips Kelola Gaji Pas-pasan Agar Bisa Investasi

Ilustrasi uang
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Beberapa waktu belakangan tren berinvestasi tengah ramai di masyarakat. Terlebih dengan adanya sejumlah aplikasi investasi yang memudahkan masyarakat untuk mulai berinvestasi.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Namun sejumlah masyarakat masih berpikir dua kali untuk melakukan investasi terlebih bagi mereka yang memiliki gaji yang pas-pasan. Meski punya gaji pas-pasan, sebenarnya ayah dan bunda atau siapapun bisa saja memenuhi kebutuhan hidup sekaligus berinvestasi.

Namun memang, diperlukan strategi yang tepat untuk mengelolanya. Lantas seperti apa strateginya? Berikut ini ulasannya.
1. Disiplin Mengalokasikan Dana untuk Kebutuhan secara Bijak

BUMN Indofarma Belum Bayar Gaji Karyawan: Benar, Kami Belum Memiliki Kecukupan Dana

Tahan dulu keinginan untuk membeli barang idaman atau makan di restoran fancy begitu gajian. Sebaliknya, coba catat dan alokasikan dana untuk membayar kewajiban-kewajiban seperti uang sewa rumah, cicilan KPR, bayar listrik, PDAM, dana pendidikan dan kebutuhan anak, atau bahkan utang.

Ketika gaji yang didapat pas-pasan, kita juga perlu menetapkan skala prioritas kebutuhan. Sekiranya, mana kebutuhan yang mendesak dan perlu dibeli segera, dan mana keperluan yang bisa ditunda atau sebatas keinginan belaka.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

2. Sisihkan Penghasilan untuk Ditabung di Awal

Ambil sekitar 20 persen dari penghasilan atau sesuai kebutuhan untuk disimpan di awal bulan. Nantinya, tabungan ini bisa disimpan untuk keperluan mendesak keluarga atau kebutuhan darurat jika diperlukan. Disarankan untuk memiliki rekening khusus untuk menabung agar dananya tidak tumpang tindih dengan pos pengeluaran lain.

3. Bagi Penghasilan Menjadi Tiga Pos Pengeluaran

Pakar keuangan sekaligus profesor asal Harvard Elizabeth Warren, menyarankan agar seseorang bisa membagikan penghasilan ke dalam tiga pos pengeluaran antara lain:

-50 persen untuk kebutuhan pokok. Misalnya keperluan untuk membayar sewa rumah, tagihan listrik, air, atau pun utang.
-20 persen untuk tujuan finansial masa depan seperti asuransi, menabung, dana pendidikan anak, hingga investasi.
- 30 persen sisanya digunakan untuk gaya hidup seperti belanja, membeli barang kesukaan, hobi, liburan, dan sebagainya.

4. Pangkas Pengeluaran yang Tidak Perlu

Tidak ada salahnya juga untuk memangkas pengeluaran yang sekiranya tidak penting atau hanya keinginan belaka. Hal ini agar tujuan keuangan yang telah diatur tersebut bisa tercapai dan juga menghindari kebiasaan boros yang nantinya bisa berakibat fatal pada kondisi keuangan. Selain itu, tidak ada salahnya kita juga memberikan pemahaman kepada si kecil dan mengajarkan ia terkait keinginan dan kebutuhan.

5. Investasi

Kalau memang penghasilan masih belum cukup karena perlu menyisihkan dana darurat juga, langkah awal investasi yang cocok bisa dimulai dengan cara menabung berjangka. Jenis tabungan ini bisa Anda temukan di bank konvensional maupun syariah. Melalui sistem ini, Anda akan membuat kesepakatan dengan pihak bank untuk menyisihkan uang untuk ditabung setiap bulannya dalam jangka waktu yang telah ditentukan, misalnya selama setahun ke depan. Selengkapnya simak lebih lanjut dengan klik tautan ini.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya