Makna Hari Tasyrik Serta Amalan dan Keutamaannya

Amalan
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Umat muslim di seluruh penjuru dunia telah merayakan Hari Raya Idul Adha 1442 H, kemarin pada hari Selasa 20 Juli 2021. Terdapat hari-hari tertentu dimana umat muslim dilarang mengerjakan puasa lantaran hukumnya haram yang disebut dengan hari tasyrik.

Benarkah Meninggal di Bulan Ramadhan Dijamin Masuk Surga? Ustaz Syafiq Basalamah Beri Penjelasan

Apa itu hari tasyrik? Berikut makna hari tasyrik serta amalan dan keutamaanya jika mengerjakannya.

Terdapat beberapa hari tertentu yang dilarang untuk melaksanakan puasa. Hari tersebut adalah Hari Raya Idul Fitri (1 Syawal) dan Hari Raya Idul Adha (10 Dzulhijjah). Selain kedua hari besar tersebut, terdapat hari yang haram hukumnya jika dikerjakan, yaitu hari tasyrik. Hari tasyrik ini setelah Hari Raya Idul Adha yaitu pada tanggal 11, 12, 13 Dzulhijjah.

3 Amalan Ini Punya Pahala Setara dengan Haji dan Umrah

Dikutip dari NU Online, Hari Tasyrik (Ayyâm al-Tasyrîq) artinya adalah "pengingat". Puasa, ibadah yang semula dianjurkan, dilarang di hari tasyrik. Rasulullah menyebutnya (H.R. Imam Muslim no. 1141): “Ayyâm akl wa syurb—hari makan-makan dan minum-minum” dan memberinya predikat sebagai a’dham al-ayyâm ‘ind Allah (hari termulia di sisi Allah).

Amalan Hari Tasyrik

Amalan Ringan Namun Pahala Besar di Bulan Ramadhan Menurut Syaikh Ali Jum’ah

Saat memasuki hari tasyrik, umat Islam dianjurkan untuk melakukan berbagai amalan-amalan yang dianjurkan seperti memperbanyak berdzikir, memperbanyak doa, dan juga bersyukur akan nikmat yang telah diberikan oleh Allah SWT. 

Seperti yang dikutip dari hadits Rasulullah SAW yang berbunyi “Hari Tasyrik adalah hari makan, minum, dan banyak mengingat Allah.” (HR. Muslim, Ahmad, Abu Daud, Nasa’i).

  • Menyembelih hewan kurban

Amalan hari Tasyrik lainnya dengan berkurban. Berkurban dapat dilaksanakan pada Idul Adha ataupun pada hari Tasyrik setelah Hari Raya Idul Adha.

Berkurban menjadi salah satu ibadah yang mulia untuk mendekatkan diri kepada Allah SWT dan selalu bersyukur atas rezeki yang telah diberikan. 

  • Memperbanyak dzikir

Dzikir merupakan suatu amalan yang dianjurkan oleh umat Islam untuk senantiasa mengingat Allah SWT. Dzikir dapat diamalkan oleh umat Islam setelah melaksanakan sholat wajib, dan juga saat hari tasyrik. Amalan tersebut dengan mengumandangkan takbir dan membaca tasmiyah (bismillah).

  • Memperbanyak doa dan bersyukur

Hari Tasyrik merupakan hari yang dianjurkan umat muslim untuk memperbanyak do’a dan memohon ampunan kepada Allah SWT. Niscaya dengan amalan do’a dan permohonan ampun di hari Tasyrik dapat dikabulkan oleh Allah SWT. Hari tasyrik juga dianjurkan untuk memperbanyak syukur atas kenikmatan yang diberikan oleh Allah SWT.

  • Makan dan minum

Haram hukumnya jika umat muslim melaksanakan puasa di Hari Tasyrik, sebab hari tasyrik merupakan hari dimana umat Islam bersuka cita dan bersyukur kepada Allah SWT untuk menikmati makan dan minum. 

Keutamaan Hari Tasyrik

  • Hari paling Agung

Hari Tasyrik adalah hari yang paling agung di sisi Allah SWT. Dalam sebuah hadits dari Abdullah bin Qurth, Rasulullah SAW bersabda, “Hari yang paling agung di sisi Allah adalah hari kurban (Idul Adha), kemudian hari al-qarr.” (HR. Abu Daud 1765, Ibnu Khuzaimah 2866, dan disahihkan Al-Albani. Al-A’dzami mengatakan di dalam Ta’liq Shahih Ibn Khuzaimah bahwa sanadnya sahih).

  • Hari yang tepat untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat

Hari Tasyrik merupakan saat yang tepat untuk memohon kebaikan dunia dan akhirat kepada Allah SWT. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan dari Annas bin Malik, Rasulullah SAW bersabda, “Bahwasanya doa yang paling banyak dibaca Nabi sallallahu alaihi wasallam adalah rabbana aatinaa fi dunya hasanah wa fil akhirati hasanah wa qina ‘adzaabannaar.” (HR. Bukhari dan Muslim).

  • Hari dikabulkannya doa dan ampunan Allah SWT

Keutamaan lainnya pada hari tasyrik yaitu dikabulkannya doa-doa yang kita panjatkan. Dijelaskan dalam Lathoif Al Ma’artif dalam sebuah riwayat dari Kinanah Al Quraisy, bahwa ia mendengar Abu Musa Al As’ari r.a. berkhutbah di hari an-nahr (Idul Adha) dan berkata, "Pada tiga hari setelah an-nahr itulah yang disebut Allah sebagai ayyamul ma’dudat. Doa yang dipanjatkan di hari-hari tersebut tidak akan tertolak, maka berdoalah kamu semua dengan berharap kepada-Nya."

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya