Jelang COP26: Dinosaurus Muncul di Kantor Pusat PBB

Ilustrasi Dinosaurus
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – United Nations Development Programme (UNDP) menghadirkan dinosaurus ganas yang bisa berbicara di kantor pusat Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) guna menuntut aksi iklim yang lebih serius dari pemimpin dunia. Dinosaurus tersebut dilansir hari ini dalam sebuah film pendek yang menjadi bagian penting dari kampanye UNDP terbaru, “Don't Choose Extinction".

Alasan Pemprov DKI Gelontorkan Rp 22,2 M untuk Perbaiki Rumah Dinas Gubernur

Setelah menerobos Aula Sidang Umum, ruangan terkenal yang menjadi tempat pemimpin di seluruh dunia menyampaikan pidato bersejarah, dinosaurus menakjubkan ini menyampaikan sebuah kisah yang membuat diplomat dan tamu kehormatan keheranan dan terpukau. Dinosaurus ini berkata, "Kini, manusia harus berhenti membuat alasan dan mulai melakukan perubahan," demi menangani krisis iklim, demikian dikutip dari siaran pers UNDP, Rabu 2.

"Kami dulu punah karena asteroid," kata dinosaurus ini mengingatkan manusia, merujuk pada sebuah teori populer yang menjelaskan kepunahan dinosaurus pada 70 juta tahun lalu. "Lantas, apa yang menjadi alasan Anda sekarang?"

Nayla Purnama Jadi Peran Utama di Film Horor Vina: Sebelum 7 Hari, Diangkat dari Kisah Nyata Viral

Film pertama yang mengambil latar Sidang Umum PBB ini memakai fitur computer-generated imagery (CGI) dan menampilkan selebritas global yang mengisi suara dinosaurus dalam beragam bahasa, termasuk aktor Jack Black (Bahasa Inggris), Eiza González (Bahasa Spanyol), Nikolaj Coster-Waldau (Bahasa Denmark), serta Aïssa Maïga (Bahasa Prancis).

Dinosaurus ini lalu membeberkan dukungan finansial untuk bahan bakar fosil dalam bentuk subsidi—penerimaan pajak yang digunakan untuk menjaga harga batu bara, minyak bumi, dan gas alam tetap rendah bagi konsumen—dan, menilai hal tersebut tidak masuk akal di tengah perubahan iklim. 

Film 13 Bom Raih Penghargaan Internasional, Sutradara Angga Sasongko Bangga

"Anda harus berpikir tentang banyak hal yang bisa dilakukan dengan uang tersebut. Di seluruh dunia, orang masih hidup dalam kemiskinan. Apakah Anda tidak pernah berpikir bahwa membantu kalangan ini lebih masuk akal ketimbang…menghamburkan uang sehingga seluruh spesies Anda musnah?" ujar dinosaurus ini.

"Film ini menyenangkan dan menghibur, namun isu yang diangkat sangat serius," jelas Ulrika Modéer, Kepala Biro Hubungan Eksternal dan Advokasi UNDP. "Sekretaris jenderal PBB telah menjuluki krisis iklim sebagai 'kode merah bagi kemanusiaan'. Kami ingin film ini menghibur, namun juga meningkatkan kesadaran publik tentang betapa seriusnya kondisi saat ini. Dunia harus meningkatkan aksi iklim jika kita ingin melestarikan bumi bagi generasi masa depan."

Kampanye dan film UNDP "Don't Choose Extinction" mengulas subsidi bahan bakar fosil sekaligus memperlihatkan bahwa subsidi ini mematahkan kemajuan penting dalam upaya mengakhiri perubahan iklim. Subsidi ini juga menimbulkan kesenjangan sebab hanya menguntungkan orang kaya.

Sebuah riset UNDP turut dirilis sebagai bagian dari kampanye ini. Dalam riset tersebut, dunia ternyata menghabiskan anggaran yang sangat mencengangkan, yakni US$ 423 miliar setiap tahun, untuk menyubsidi bahan bakar fosil bagi konsumen—minyak bumi, listrik yang dihasilkan dengan membakar bahan bakar fosil lainnya seperti gas alam dan batu bara.

Nilai anggaran ini bahkan dapat menanggung biaya vaksinasi Covid-19 bagi setiap orang di dunia, atau membayar tiga kali lipat jumlah anggaran yang diperlukan untuk mengentaskan kemiskinan ekstrem di dunia.

Lewat kampanye dan film tersebut, UNDP ingin membuat isu-isu yang terkadang kompleks dan teknis tentang Subsidi Bahan Bakar Fosil dan situasi darurat iklim menjadi lebih mudah dipahami. Beragam aksi yang dapat diambil bertujuan mengedukasi dan menjadi aspirasi masyarakat di seluruh dunia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya