Minum Alkohol Sejak 12 tahun, Pria Ini Putuskan Jadi Mualaf karena..

Abdurahman Afia
Sumber :
  • Tangkapan layar

VIVA – Abdurahman Afia, pria asal Inggris yang lahir tahun 1974 memutuskan untuk jadi mualaf di usianya 18 tahun. Abdurahman menceritakan perjalanannya hidupnya hingga akhirnya menjadi seorang muslim di usia tersebut.

4 Potret Adem Kapolda Papua Irjen Mathius D Fakhiri setelah Mualaf

Dirinya yang merupakan anak dari seorang pebisnis di bidang desain interior dan tumbuh sebagai anak yang nakal. Mengidap ADD alias Attention Deficit Disorder (ADD), buat Abdurrahman selalu berulah di sekolah, berkelahi dan membuat membuat masalah di kelas. Dirinya juga sering kesulitan selama di kelas karena ADD-nya membuatnya tidak fokus belajar.

Dia pun dikeluarkan dari semua sekolah dan gagal di setiap ujian sampai dirinya berusia 18 tahun. Tau dirinya akan mewariskan usaha sang ayah, dirinya pun tidak pernah memperhatikan masalah akademiknya.

Potret Shandy Aulia Pakai Kerudung di Abu Dhabi, Jadi Mualaf?

"Saya bocah kaya yang nakal saya mulai merokok di sembilan tahun sembilan tahun saya masuk sekolah asrama Darington Hall. Di sana tidak ada namanya aturan sekolah itu adalah salah satu sekolah Progresif baru sekali itu sebenarnya sudah ada ratusan tahun lalu tetapi mereka melakukan perubahan manajemen dan memutuskan untuk menganut filosofi baru “jika anak diberikan kebebasan mereka kelak jadi orang yang bertanggung jawab”," kata dia.

Ilustrasi rokok.

Photo :
  • Pixabay/Ralf Kunze
Mualaf Marcell Siahaan Akui Tak Mudah Saat Jalani Salat 5 Waktu

Abdurrahman menjelaskan, sudah mulai merokok di usia 9 tahun dan minum-minum di usia 12 tahun. Dirinya pun pernah mengambil wiski milik orang tuanya untuk disuguhkan ke tamu, ke dalam botol dan menggantinya dengan air-air.

"Singkatnya saya bocah nakal jika saya sudah mulai merokok di usia 9 tahun Dan minum minum di usia 12 anda bisa bayangkan seperti apa masa remaja saya," kata dia.

Hidup tanpa iman

Ilustrasi keimanan.

Photo :
  • U-Report

Tidak sampai di situ, Abdurahman juga jalani hidup tanpa iman. Dirinya tidak percaya adanya sang pencipta dan agama. Menurutnya agama hanya buatan manusia untuk mengendalikan masyarakat. Hingga akhirnya di usia 16 tahun dia dan temannya Simon datang ke sebuah pesta dan minum-minum. Kala itu, Simon pun menanyakan suatu hal kepada Abdurahman dan membuatnya terus kepikiran.

"Simon berkata ‘pernah kah kamu bertanya kenapa kita hidup di dunia ini?’ Saya bilang ‘Simon diam lah kamu ini bicara apa? Kita di sini untuk bersenang-senang pertanyaan gila macam apa ini kita tidak membahas hal semacam ini tidak tidakkah kamu juga memikirkan nya’ saya bilang ‘tolong hentikan ini adalah pertanyaan yang terkenal yang kamu tanyakan’ Dia bilang ‘Tidak ini sungguhan apakah kita hanya akan seperti orang tua kita berbisnis cari uang lalu mati dan selesai sudah?’ saya bilang ‘diam lah’ dan lanjut pesta. Tapi pertanyaan itu tetap melekat di benak saya tidak bisa saya lupakan," cerita dia.

Dia yang saat itu tengah ke sebuah perpustakaan di St. John Wood untuk mempersiapkan ujian, tiba-tiba melihat sebuah rak buku tentang agama yang menarik perhatiannya.

"Saya pergi ke sana dengan pikiran yang tertutup dan berkata ‘ini semua omong kosong’. Karena saya tertarik jadi saya baca. Saya ambil bukunya dan buku pertama yang saya ambil adalah Bibel. Saya mulai baca bible membolak-balikkan halamannya saya tidak menemukan apapun di sana yang menyambung dengan saya," ungkap dia.

Belum menemukan islam

Ilustrasi kaligrafi Islam.

Photo :
  • ANTARAFOTO/Ismar Patrizki

Abdurrahman kemudian kembali lagi ke perpustakaan untuk membaca tentang agama namun dia tidak menemukan jawaban yang dibutuhkannya. Hal itu terus berulang selama beberapa bulan, saat itu dirinya juga menyadari dari bahwa buku tentang ajaran agama islam tidak ada di rak buku agama.

"Saya tidak berpikir ‘mana buku tentang Islam?’ karena saya tidak tahu ada agama bernama Islam yang saya tahu adalah orang Arab dan pikiran saya mereka itu gila kenapa karena saya lihat di Tv 30 tahun lalu penggambaran Islam atau orang Arab itu sangat mengerikan semua Yang anda lihat di tv adalah orang yang membajak pesawat dan masih melekat dalam ingatan saya orang berdiri pegang senjata sambil membawa mushhaf dan berteriak ‘Allahhuakbar’ ‘orang macam apa ini mereka gila’ itulah yang saya pikirkan," ungkap dia.

Setelah berbulan-bulan membaca buku buku ini, ia mengatakan kepada dirinya sendiri untuk melupakan pertanyaan yang sudah mengganggu pikirannya selama berbulan-bulan lamanya.

Ilustrasi-Membaca buku di perpustakaan

Photo :
  • ANTARA FOTO/Harviyan Perdana Putra

Namun tidak bisa, hingga suatu waktu dirinya yang berada di bus mendengar tentang Hyde Park, dari wanita yang ada di dalam bus itu. Hyde Park merupakan salah satu taman kenamaan di London, di sudut taman itu diketahui ada tempat bernama Speaker Corner. Dimana sejumlah komunitas agama berbicara tentang agama mereka.

Abdurrahman kemudian berinisiatif ke speaker corner. Dia berharap bisa menemukan semua jawaban atas pertanyaannya selama ini. Di suatu minggu, ketika dirinya memutuskan ke speaker corner Abdurahman mendengar banyak orang-orang yang berbicara mengenai agama mereka. Abdurrahman pun mendengarkan orang Kristen, Yahudi, Hindu dan Budha, namun sayangnya apa yang didengarnya dirasa tidak berkaitan dengan kehidupan nyata yang dijalaninya.

"Semuanya tidak nyambung. Sampai saya mendekati orang muslim dari Trinidad dan dia sedang bicara di sana dan dia sudah membahas tentang Islam saat saya mendekat dan mendengarkan apa yang ia sampaikan langsung mengenal semua yang ia sampaikan tentang penciptaan merenungkan penciptaan rasisme hak manusia dan Sains semua yang ia sampaikan saya bilang ‘iya itu masuk akal’, cara bicaranya juga sungguh sangat elok," ungkap Abdurahman.

Mulai mengenal Islam

Abdurahman Afia

Photo :
  • Tangkapan layar

Saat itu Abdurahman mengaku baru pertama kali mendengar agama islam dan Al-Quran. Abdurrahman pun mengungkap apa yang dikatakan pria muslim asal Trinidad itu sangat mengenai pada dirinya. Sepanjang minggu, Abdurrahman pun selalu kepikiran dengan perkataan pria muslim tersebut.

"Jadi saya kembali lagi mendengarkannya lagi dan lagi perkataannya mengenai di hati saya bicara tentang keajaiban Sains tujuan penciptaan dia berkata ‘apakah anda kira Anda hanya diciptakan dan utusan tidak akan dikirim untuk menunjukkan bagaimana cara hidup?’.  Semua perkataannya sangat mengenal lagi lagi saya kembali minggu depannya dan minggu selanjutnya kemudian saya mulai merekam dengan walkman saya dan saya dengarkan sepanjang minggu," ungkap dia. 

Setelah enam bulan berlalu untuk mendengarkan pria itu berbicara di setiap hari Minggu dan merenungkan ucapannya selama seminggu dirinya pun mulai tertarik dengan islam. Dirinya pun ingin sekali bisa berbicara dengan pria Trinidad itu untuk mengetahui agama islam lebih dalam lagi, namun dia mengaku takut untuk berbicara karena membayangkan bagaimana reaksinya terhadap saya. 

"Saya bingung dan memberanikan diri setelah dia selesai berbicara saya berkata ‘hai Mungkin anda tidak punya waktu untuk orang seperti saya’ dia jawab ‘tentu tidak ada apa?’ " kata dia.

Abdurrahman pun mengungkapkan tujuannya bahwa dia ingin menjadi seorang muslim. Namun dia masih membutuhkan informasi yang lebih mendetail lagi tentang islam.

"Dia menatap saya ‘ apakah Anda ingin menjadi muslim?’ ‘ iya tapi nanti saya telah mendengarkan anda tapi saya tidak punya informasi’  Dia berkata ‘ tidak masalah bagaimana kalau kita duduk dulu anda butuh informasi apa?’ Saya berkata ‘itu luar biasa’," ungkap Abdurahman.

Keduanya diketahui berbincang selama 1,5 hingga 2 jam. Pria muslim Trinidad itu diketahui menjawab semua pertanyaan yang ada dipikirannya selama ini.

"Setelah dua jam diskusi dia berkata ‘apakah Anda percaya pada apa yang sudah kita bahas apakah Anda percaya bahwa tidak ada yang layak disembah selain Allah dan Muhammad SAW adalah nabi terakhir? Apakah Anda percaya dengan malaikat dan hal lain yang sudah kita bahas?’ Saya jawab ‘ iya saya percaya saya sudah mendengarkan Anda selama enam bulan dan apa yang anda sampaikan hari ini merangkum semuanya’," kata dia.

Abdurrahman kemudian mengutarakan bahwa pria muslim Trinidad itu kembali menanyakan keyakinan Abdurahman tentang keyakinannya dengan islam. Dia pun menanyakan mengapa Abdurrahman yang sudah mempercayai islam dalam hati tidak mengungkapkannya juga secara lisan.

Syahadat

Bacaan Syahadat.

Photo :
  • U-Report

Abdurahman yang tidak mengira hari itu dirinya akan menjadi seorang muslim kemudian bersyahadat.

"Dia berkata ‘ikutilah saya’. Lalu dia mengucapkan Syahadat dalam bahasa Arab. Dan saya ikuti ucapannyaa meski agak berlepotan ke sana kemari lalu diperbaiki dan tentunya diulang lagi dalam bahasa Inggris selesai melafalkannya dia memeluk saya dan berseru ‘Allahuakbar Saudaraku sekarang engkau jadi muslim’," cerita Abdurahman.

Dia yang mengetahui hal tersebut nampak terkejut. Hal ini lantaran dirinya tak mau masuk islam namun dirinya masih merasa belum siap lantaran belum memiliki banyak pengetahuan mengenai islam.

"Saya berkata ‘Tidak bukan hari ini tapi nanti’ dia memeluk dan berkata ‘ tidak Saudaraku engkau musim jika telah mengi mani nya dalam hati dan mengucapkan dengan lisan’. Dan ketika dia memeluk saya saya lihat ke sekeliling nya ada banyak orang yang mengiringi saya mungkin sekitar 40 orang Atau 50 orang yang menonton.  Karena mereka tahu apa yang sedang terjadi sementara saya tidak lalu satu persatu memeluk saya dan menyuruh ‘Allah akbar Saudaraku engkau muslim’," cerita dia.

Hingga akhirnya pria muslim Trinidad itu mengajak Abdurahman untuk menunaikan ibadah solat berjamaah. Namun saat itu dirinya memilih untuk tidak melakukannya. 

"Saya katakan ada begitu banyak hal yang masih saya lakukan saat ini yang tidak boleh dilakukan oleh seorang muslim sepertinya saya belum siap jadi muslim. Jawabannya  ‘Anda sudah siap karena tidak ada yang namanya siap mainkan ketika Anda mengimaninya dengan hati dan menyatakannya dengan lisan pelan pelan anda akan berubah diri jadi lebih baik yang utama ada masuk Islam. jangan mengkhawatirkan yang lain," kata dia.

Abdurrahman menambahkan, "Mereka berkata pada saya kami akan sholat Maghrib apakah Anda berkenan ikut?’.  Saya katakan ‘ tidak tidak ini sudah terlalu banyak untuk hari ini saya baik baik saja saya diam di sini kemudian saya perhatikan mereka berlalu saya duduk di taman saya sadar ada banyak tantangan di depan saya tapi Wallahi saya ingat berkata pada diri saya ‘Jo ini adalah hal yang terbaik yang pernah engkau lakukan dalam hidupmu dan saya ingat betul kalimat itu ini adalah hal terbaik yang pernah engkau lakukan dalam hidupmu’," ungkap dia.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya