Lupa Pernah Punya Investasi, Orang Ini Kaget Jadi Miliarder Dadakan

Ilustrasi orang terkaya.
Sumber :
  • U-Report

VIVA – Kisah unik datang dari seorang pria asal Mojokerto, yang mendadak jadi miliarder karena lupa, pernah membeli crypto. Dalam jangka waktu setahun, pria bernama Ryo Eki Pranata ini pun mendadak jadi miliarder dan memiliki aset yang nilainya fantastis.

Pemilu di AS dan Eropa Diprediksi akan Pengaruhi Iklim Investasi Indonesia

Ia mengaku mengenal crypto dari seorang temannya. Awalnya, ia hanya mengaku iseng membeli coin Shiba Inu, "Aku beli coin namanya Shiba Inu. Iseng saja, aku disaranin temanku. Beli ini nih, bagus kayaknya, ya aku beli. Tapi terus aku lupa,"

Karena sekadar iseng belaka, ia pun tak terlalu memperhatikan pergerakan cryptocurrency yang dibelinya itu. Bahkan ia sampai tak ingat pernah membeli coin tersebut.

Luhut Sebut Apple Juga Sangat Tertarik Investasi di IKN

Begitu mengingatnya, nilainya sudah mencapai Rp1 miliar. "Cuma waktu itu lagi maintenance, jadi aku nggak bisa jual. Aku bisa jualnya ketika sudah jadi Rp500 jutaan. Titik balikku di situ," kata Eki.

Mendadak dapat uang Rp500 juta tentu saja menyenangkan. Namun Eki tak lantas kalap dan membelanjakan hal-hal yang tidak perlu. Ia lebih memilih menggunakan uang tersebut untuk melakukan scalping.

Luhut Sebut Apple Bakal Investasi Besar: Tim Cook Baru Sadar RI Potensial

Scalping sendiri adalah teknik membeli aset pada saat harga sedang turun, dan menjualnya kembali tak lama kemudian.

Sejak Maret 2021, Eki kemudian memutar otak untuk terus mengembangkan uang tersebut. Pria kelahiran Juni 2001 itu, kemudian menjadi seorang swing trader dengan membeli aset crypto lain, sehingga modalnya pun semakin besar.

Tak dinyana, ia ternyata semakin mendalami industri cryptocurrency. Seiring berjalannya waktu, ia pun tak cuma jual beli cryptocurrency.

Berbekal kemampuan desain, web development dan digital marketing yang dimilikinya. Dia terlibat dalam pembuatan website beberapa koin crypto.

"Awalnya aku lihat ada coin bagus proyeknya, cuma belum ada website-nya atau desainnya jelek. Aku tawarin, aku chat  developer-nya," terang pemilik akun Instagram @ekiprnta ini.

Usahanya tidak sia-sia. Kini Eki punya banyak pelanggan, sebagian besar dari Dubai, Turki dan Rusia.

Penggunaan mata uang kripto atau cryptocurrency di Indonesia sudah mulai luas, terutama dalam bentuk tabungan dan investasi. Ya, investasi crypto memang cukup lazim dan marak ditemui saat ini.

Sebagaimana investasi, tentu memiliki risiko dan keuntungan yang, biasanya selaras. Investasi risiko rendah tentu profitnya tidak sebanyak investasi dengan risiko yang tinggi.

"Paling akrab sama yang di Dubai. Sampai orangnya itu bilang, kamu ke sini saja, aku biayai, nanti kita kerja di sini," tutur pria yang menghabiskan masa SMA-nya di SMA Negeri 1 Puri Mojokerto ini.

Kisah Eki di dunia crypto ternyata mengubah hidupnya dan keluarganya. "Alhamdulillah bisa beli 2 mobil, punya rumah, renovasi rumah orang tua, bayar utang orangtua Rp700 juta," ujar mahasiswa Universitas Brawijaya, Malang, Jawa Timur itu.

Eki mengaku orang tuanya kaget, mengingat ia hanyalah seorang mahasiswa, tapi mampu melunasi utang mereka yang menggunung akibat penipuan. "Orang tua sampai sujud syukur, nangis, nggak percaya," kenang Eki terharu.

"Pernah di rumah cuma ada mie dan telur untuk makan. Percaya nggak percaya, berasa mimpi ya dalam beberapa bulan saja Allah berikan hidup seperti ini," kata anak bungsu dari dua bersaudara ini.

Namun jalan Eki tak selalu mulus. Ia bahkan sempat merugi Rp 500 juta hanya dalam dua hari. "Lumayan menguras mental. Sampai nggak bisa tidur, kuliah nggak fokus," katanya. Kini, rata-rata penghasilannya dari crypto Rp300-500 juta per bulan.

Di balik kesuksesannya, Eki berterima kasih kepada teman-temannya yang mengenalkan ke dunia cryptocurrency.

"Dulu, deposit saja aku nggak tahu caranya. Titip teman. Kalau nggak ada mereka, mungkin aku nggak ada di titik sekarang," katanya.

Kepada orang-orang di luar sana yang ingin berinvestasi cryptocurrency, Eki berpesan agar tak melupakan manajemen keuangan, mengingat besarnya risiko investasi ini.

"Jangan termakan FOMO sampai melupakan money management-nya. Kita harus tahu, risikonya juga tinggi. Setiap menit harga bisa berubah. Itu harus diantisipasi," pungkasnya.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya