Gak Cuma Nakes, 3 Orang Ini Juga Pahlawan Pandemi

UMKM
Sumber :
  • Dokumentasi

VIVA – Pandemi COVID-19 yang masih melanda Indonesia, mendorong setiap masyarakat untuk tetap berjuang dan bertahan dalam menghadapi segala perubahan yang terjadi. 

Kapten Vincent Kena Flu Singapura Sampai Bernanah: Lebih Sengsara dari COVID!

Tak hanya para tenaga kesehatan yang menjadi pahlawan di garda terdepan, berbagai elemen masyarakat terjun langsung berkontribusi untuk meringankan beban akibat dampak pandemi. Termasuk kemunculan pahlawan-pahlawan pandemi yang memiliki inisiatif-inisiatif positif dalam membawa perubahan baik di sekitarnya.

CEO Rukita, Sabrina Soewatdy, mengatakan, berangkat dari kemunculan para pahlawan pandemi inilah, digelar 'Home For Heroes', program yang memberikan apresiasi kepada para pahlawan pandemi, yaitu para milenial yang menjadi aktivis sosial. 

KPK Cecar Fadel Muhammad soal Dugaan Kasus Korupsi APD di Kemenkes RI

"Kami sangat mengapresiasi para milenial yang memiliki inisiatif untuk berbuat baik terhadap sesama, selama pandemi ini dan menginspirasi banyak orang. Untuk itu melalui program Home For Heroes ini, kami memberikan kesempatan bagi para 'Hero' untuk tinggal di unit kami secara gratis selama enam bulan," ujar Sabrina dalam keterangannya, Rabu 22 Desember 2021. 

Penerima Program Home For Heroes yang pertama yakni, Muhammad Alif Maulana, 23 tahun. Mahasiswa ini menginisiasi program Cebanan (Charity Tanpa beban). Melalui program tersebut ia mengajak rekan-rekannya di kampus dan lingkungan tinggalnya di Tangerang untuk bersama-sama mengumpulkan donasi untuk diberikan kepada orang-orang tidak mampu di sekitar Tangerang dan Jakarta. 

Cerita Anne Avantie Bangkrut, Temukan Kebahagiaan di Tempat Tak Terduga

Donasi diberikan kepada para fakir miskin di jalanan, pemulung keliling, hingga panti asuhan yang disebarkan bersama teman-temannya. Alif mengungkapkan, jika kita ingin berbuat kebaikan tidak perlu diukur dari besar kecilnya bantuan, tapi apapun yang kita berikan asal bermanfaat akan sangat membantu mereka yang membutuhkan. 

"Ke depannya saya ingin membuat program Cebanan ini terus berkelanjutan tak hanya selama pandemi. Saya berharap apa yang saya lakukan dapat menginspirasi teman-teman milenial lainnya,” kata Alif.

Kedua, Marizka Witya Putrini, 28 tahun. Karyawan swasta itu mempromosikan produk-produk UMKM di sosial media pribadinya. Marizka juga berbagi ilmu digital marketing ke para UMKM di sekitar tempat tinggalnya di Bogor dan Jakarta di tengah pandemi. 

Marizka menceritakan, sejak dirinya sempat terkena PHK di awal pandemi, selain membuka usaha kecil-kecilan, dia juga tergerak untuk membantu mempromosikan produk UMKM di sekitarnya secara gratis. 

"Saat ini banyak UMKM yang tidak paham bagaimana mempromosikan produknya, padahal produk mereka memiliki kualitas yang baik dan menarik," kata dia. 

Ketiga, Alyaa Irbah, 22 tahun. Freelancer itu menginisiasi program Healthy Kit dan Patungan Segeng (Se-Geng). Melalui programnya, Alyaa mengajak masyarakat dan komunitasnya berdonasi dengan membagikan healthy kit yang berisi susu steril, vitamin dan lainnya kepada para pekerja transportasi umum dan sektor publik lainnya. 

Sementara itu, Patungan Se-Geng yang juga diinisiasi Alyaa mengajak para anak muda  untuk berdonasi dengan cara yang seru dan menarik. 

Alyaa yang saat ini masih berada di Semeru, Jawa Timur, untuk membantu korban terdampak erupsi, mengatakan, anak muda tidak melulu soal nongkrong dan ke mal, tapi bisa berbuat sosial alias Donasyik, donasi itu asyik. Alyaa juga menginisiasi beragam program lainnya, seperti Susu Kesehatan untuk Nakes, dan lainnya dalam komunitas Turun Tangan.

Halaman Selanjutnya
Halaman Selanjutnya