Menguak Mitos Pohon Bambu Seram dan Jadi Sarang Hantu, Ini Faktanya!

Ilustrasi pohon bambu
Sumber :
  • Pixabay

VIVA – Bagi sebagian masyarakat Indonesia, pohon bambu bukan sekadar tanaman biasa. Pohon satu ini kerap dihubungkan dengan hal-hal mistis. Tanaman yang paling cepat tumbuh ini kerap dianggap seram, karena memiliki hawa dingin. Karena hal tersebutlah, pohon bambu kerap dianggap sebagai tempat tinggal bahkan menjadi sarang hantu. Benarkah?

Mitos tersebut langsung dipatahkan oleh Founder Yayasan Bambu Lestari, Monica Tanuhandaru. Menurutnya, hawa dingin yang ditimbulkan dari pohon bambu, bukan berasal dari makhluk halus

"Pertama tidak hanya bambu, kalau masuk ke bawah kanopi hutan, pasti dingin, tidak hanya bambu. Bambu punya kelebihan karena dia lahannya basah, dia menyerap air dan menyimpan air, oleh karena itu lahannya basah," jelas dia saat Peluncuran Kampanye 'Cut the Tosh' Multi Bintang Indonesia, di Gondangdia, Jakarta Pusat, Rabu 18 Mei 2022. 

"Karena dia (pohon bambu) punya tabungan airnya besar, satu rumpun itu bisa menyimpan 5000 liter air. Jadi semua pohon akan menurunkan suhu. Kalau soal mitos seram, angker, semua hutan dari dulu dicap begitu," sambung dia. 

Pohon bambu

Photo :
  • http://www.scenicreflections.com

Monica kembali menegaskan jika merasakan hawa dingin ketika berada di sekitaran pohon bambu, itu bukan karena pohon tersebut berhantu. 

"Karena kandungan airnya, karena memang secara biologis bambu, daunnya, kanopinya menutupi cahaya matahari. Oleh karena itu, bisa melindungi tanaman yang tidak perlu kena matahari," ungkapnya. 

Monica pun berharap dengan terpatahkannya mitos ini, semua orang bisa kembali ke alam. Salah satunya dengan membudidayakan tanaman bambu, karena dapat membantu menyelamatkan Bumi. 

"Kami ingin sekali pokoknya bambu ini harus jaya kembali. Harus bisa re-cover. Kita harus bisa menyelamatkan Jawa. Salah satunya yang bisa menyelamatkan Jawa, daerah aliran sungai," tuturnya. 

Kerajinan Tangan Hasil Olahan Bambu Sungai Ciliwung

Photo :
  • VIVA/M Ali Wafa

"Mungkin 13 aliran sungai di Jawa itu kritis. Kita tahun 2050 gak akan punya air. Makanya kita akan pindah ibukota, karena memang Jawa gak akan ada air. Kita tidak merawat sungai dan tidak merawat bambu kita. Kita harus mengembalikannya. Jadi bambu itu harus ditanami, bisa ditanam di kiri kanan sungai," tambahnya. 

Lebih lanjut menurut Monica, limbah dari olahan bambu juga bisa bisa menjadi bio massa, energi terbarukan. 

"Jadi bambu kita bisa mengatakan, bambu itu adalah emas. Dari mulai akar sampai batang, daun, itu semua bisa kita gunakan," kata Monica. 

Bambu sendiri sudah banyak dimanfaatkan untuk dijadikan kerajinan tangan hingga alat keperluan rumah tangga. Bahkan, kini sudah ada sepeda yang terbuat dari bambu, untuk mendukung sustainability atau isu keberlanjutan. 

Sebuah foto tampah bambu menjadi viral di media sosial gara-gara dijual dengan harga selangit.

Photo :
  • Instagram
Misteri 2 Ular Raksasa Sowan ke Makam Sunan Kalijaga, Dipercaya Sebabkan Banjir Demak

Bicara sustainability, Cut the Tosh juga merupakan kampanye untuk mendukung praktik keberlanjutan. Gerakan ini bertujuan untuk menjawab stigma seputar sustainability dengan mengajak berbagai pihak untuk bersama-sama mengubah narasi atau hanya sekadar perkataan menjadi aksi nyata.

"Cut the Tosh mengajak seluruh pemangku kepentingan untuk mengubah narasi jadi aksi. Harapan kami, gerakan ini dapat mendorong upaya kolektif dari para pemangku kepentingan untuk bersama-sama menciptakan kolaborasi yang bermakna untuk meningkatkan skala dan dampak dari praktik keberlanjutan," ujar Ika Noviera, Direktur Corporate Affairs Multi Bintang Indonesia.

Geger Kisah Seorang Wanita Bercinta dan Nikah dengan Arwah Tentara
Cangkang telur.

5 Manfaat Cangkang Telur untuk Berkebun, Bisa Jadi Pupuk Organik

Cangkang telur adalah sisa organik yang sering dibuang begitu saja setelah kita menggunakan isinya untuk keperluan dapur. Namun, cangkang telur sebenarnya aset berharga.

img_title
VIVA.co.id
25 Maret 2024